Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Perusahaan investasi asal Jepang, SoftBank berencana untuk menambah investasi mencapai USD 2 miliar atau setara Rp 28 triliun (kurs dolar AS Rp 14.000) ke Grab Indonesia. Sebelumnya, Softbank telah berinvestasi USD 2 miliar ke perusahaan itu.
ADVERTISEMENT
Adapun hal tersebut disampaikan oleh CEO SoftBank, Masayoshi Son saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (29/7).
“Kami telah menginvestasikan USD 2 miliar di Indonesia (di Grab). Kami akan menambah USD 2 miliar sebagai investasi baru,” ujar Masayoshi.
Berikut fakta mengenai rencana investasi SoftBank ke Grab Indonesia:
1. Diminta Luhut
CEO SoftBank, Masayoshi Son mengungkapkan, rencana penambahan investasi ke Grab Indonesia itu merupakan permintaan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
Saat ini Softbank sudah menanamkan modalnya ke Grab sebesar USD 2 miliar. Jika rencana ini terealisasi, maka total investasi akan bertambah USD 2 miliar sehingga totalnya menjadi USD 4 miliar atau Rp 56 triliun.
ADVERTISEMENT
“Teman saya, Menteri Luhut meminta saya untuk meningkatkan investasi. Jadi, saya akan menambah," ujar Masayoshi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/7).
2. Grab Masuk Industri Motor Listrik
Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengungkapkan, bahwa suntikan modal dari Softbank itu akan digunakan untuk pengembangan berbagai bisnis, salah satunya untuk pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. Grab berencana menggandeng Hyundai.
"Hyundai memang salah satu mitra kita untuk pengembangan ekosistem electric vehicle, tapi nanti kita lihat juga beberapa partner lain yang memungkinkan. Apalagi investasi dari Softbank yang bisa membantu penetrasi," kata Ridzki di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/7).
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, yang akan dikembangkan Grab bukan hanya kendaraan listriknya saja. Tapi terintegrasi mulai dari baterai, kendaraan, hingga Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Ditargetkan bisa terwujud dalam 3 tahun.
ADVERTISEMENT
"Jadi satu ekosistem yang akan dibangun. Satu ekosistem yang dibangun mulai dari pembangunan lithium battery-nya, sampai sepeda motornya, busnya sampai kepada electric vehicle-nya sampai juga kepada station charging-nya. Di Jakarta kita mau bikin pilot project pertama. Kita target dalam waktu 3 tahun ini, itu harus selesai," ujar Luhut.
3. Grab Buka Kantor Pusat di Indonesia
Presiden Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata mengungkapkan, bahwa pihaknya akan membuat kantor pusat baru di Indonesia. Sebelumnya, kantor pusat Grab terfokus di Singapura.
Adapun permintaan pembuatan kantor pusat baru Grab di Indonesia merupakan saran Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan. Pun pihaknya mengaku segera merealisasikannya.
"Segera kita jalankan, kita timeline-nya akan dibicarakan dengan Pak Luhut. Tadi sudah di-agree dengan Pak Presiden juga, dan tentunya Pak Luhut. Ini ide Pak Luhut bahwa membuka second headquarter dan menjadikan Grab sebagai unicorn di Indonesia," ujar Ridzki.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Pandjaitan, meminta Grab untuk memindahkan kantor pusatnya dari Singapura ke Indonesia. Sebab operasional Grab di Indonesia sudah sedemikian besar.
ADVERTISEMENT
"Tapi kita sudah bilang, heh lu pindahin lu punya headquarter Grab dari Singapura ke Jakarta," tegasnya saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (2/7).
Dia menjelaskan saat ini Indonesia memiliki daya tawar yang tinggi untuk meminta Grab memindahkan kantor pusatnya. Oleh karena itu, permintaannya tersebut memiliki kemungkinan untuk disetujui Grab.
"Dual listing-lah jangan hanya di Singapura. Kita kan punya bargaining position," kata Luhut.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini