Diproduksi Bulan Ini, Kereta LRT Jabodebek Bakal Rampung April 2019

9 Januari 2018 17:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangunan Proyek LRT (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan Proyek LRT (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengerjaan rolling stock kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek akan segera dimulai pada 15 Januari 2018. Proyek ini dikerjakan oleh PT Industri Kereta Api (Persero) dengan target selesai dalam waktu 15 bulan ke depan atau di April 2019.
ADVERTISEMENT
“Hari ini adalah presentasi dari PT INKA kepada semua yang terlibat dan dipimpin oleh Pak Menko (Luhut B Pandjaitan) tadi. Alhamdulillah sudah disiapkan semua dan dari PT INKA sudah komitmen untuk melaksanakan sesuai dengan target waktunya,” ungkap Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo usai rapat koordinasi pengadaan rangkaian kereta LRT Jabodebek di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (9/1).
Sementara itu Direktur Keuangan sekaligus Plt. Direktur Utama INKA Muhamad Nur Sodiq menyatakan kesanggupannya untuk menyelesaikan rangkaian kereta LRT Jabodebek sesuai target. INKA bertanggung jawab untuk pengadaan 36 rangkaian LRT yang setiap rangkaiannya berisi masing-masing 6 gerbong.
Pembangunan Proyek LRT (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan Proyek LRT (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
“Anggaran untuk rolling stock tadi kami sampaikan di rapat sekitar Rp 4,1 triliun. Tapi kami diminta untuk bisa lebih efisien, kami upayakan,” katanya di tempat yang sama.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan tersebut, dia juga menargetkan komponen Tingkat Kandungan dalam Negeri (TKDN) kereta LRT Jabodebek yang dibuat INKA minimal 42%. “Tapi kami ingin lebih dari itu lah kan ini produk dalam negeri,” ujarnya.
Sementara mengenai rekan bisnis dan konsultan yang akan bekerja sama dengan INKA memproduksi kereta LRT Jabodebek belum ditentukan. INKA masih akan mengkaji dua pilihan utama, yaitu antara Hyundai Rotem dengan Bombardier.
"Untuk partnership kita lihat lagi nanti, karena kita bicara long term bagaimana pengembangan industri ini. Tetep kita tidak bisa sendiri harus ada partner lah. Tadi kan Pak Menteri bilang akan ada konsultan yang bantu kita.