Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kejaksaan Jepang kembali menahan mantan CEO Nissan, Carlos Ghosn pada Kamis (4/4) di kediamannya, di Tokyo. Penahanan yang dilakukan untuk keempat kalinya tersebut cukup mengejutkan, karena Ghosn yang berkewarganegaraan Prancis dan Lebanon ini baru saja bebas bersyarat pada Rabu (6/3), setelah mendekam selama 4 bulan di dalam penjara Jepang.
ADVERTISEMENT
Ditulis Reuters, Kamis (4/4) Ghosn ditahan karena tuntutan baru, yakni berupaya memperkaya diri dengan cara memanfaatkan pengeluaran milik perusahaan yang terkoneksi dengan jaringan dealer mobil Nissan di Oman.
Penahanan ini dinilai sangat tak biasa untuk kasus di Jepang, khususnya bagi seorang yang baru saja dibebaskan karena jaminan.
Penegak hukum menilai Ghosn telah memicu kerugian bagi Nissan Motor Co sebesar USD 5 juta dalam 2,5 tahun, yakni hingga periode Juli 2018.
Kantor berita Kyodo seperti dikutip Reuters, menyebut pemicu penahanan karena temuan kerugian yang disebabkan pemindahan dana dari sebuah dealer di Oman ke rekening perusahaan yang diduga dimiliki oleh Ghosn. Namun, Kyodo tak menyebut sumber tudingan tersebut. Pasca-penahanan, Ghosn langsung mengeluarkan pernyataan melalui juru bicaranya.
ADVERTISEMENT
"Penahan saya pagi ini sangat mengejutkan dan sewenang-wenang," kata Ghosn dalam email yang disampaikan oleh juru bicaranya di AS.
Lanjut Ghosn, ia menuding ada upaya beberapa oknum di Nissan yang berusaha membungkam dirinya dengan cara memperalat penegak hukum
"Kenapa menahan saya kecuali berusaha membungkam saya? Saya tidak akan bisa dibungkam. Saya tidak bersalah atas semua tuntutan dan tudingan yang dialamatkan," tegas Ghosn.
Saat proses penangkapan pada Kamis dini hari, belasan penegak hukum terlihat memasuki kediaman Ghosn. Sebuah kendaraan van berwarna silver yang diyakini membawa Ghosn keluar beberapa saat kemudian.
Saksi mata menyebut kaca mobil tersebut ditutup dengan gorden sehingga tak mungkin bisa mengetahui orang yang berada di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Pasca-peristiwa itu, tak seorang pun di kantor Kejaksaan Jepang bersedia memberikan pernyataan. Nissan juga serupa, memilih bungkam atas kasus hukum yang kembali menimpa sang mantan bos.