Gaji Guru Honorer di Berau Kalimantan Timur Capai Rp 3 Juta

17 Juli 2019 16:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah mahasiswa Fakultas Keguruan Untirta Banten berunjuk rasa mendesak pemerintah memperbaiki nasib para guru honorer. Foto:  ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah mahasiswa Fakultas Keguruan Untirta Banten berunjuk rasa mendesak pemerintah memperbaiki nasib para guru honorer. Foto: ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
ADVERTISEMENT
Guru honorer seolah identik dengan penghasilan rendah. Bahkan, tak cukup menutupi biaya hidup sehari-hari karena hanya sekitar ratusan ribu rupiah per bulannya.
ADVERTISEMENT
Namun, hal itu tak berlaku di kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Upah guru honorer dalam sebulannya bisa mencapai sekitar Rp 3 juta.
Bupati Berau, Muharram, mengatakan gaji guru honorer di wilayahnya disetarakan dengan gaji PTT (Pegawai Tidak Tetap). Sebab, kata dia, tugas yang diemban guru honorer bebannya sama dengan guru yang berstatus PNS.
"Sekitar Rp 3 jutaan, yang dulunya hanya Rp 500 ribu. Mulainya 2018 ini," kata Muharram ketika ditemui di Hotel Makmur, Berau, Kalimantan Timur, Rabu (17/7).
Menurut dia, penggajian guru honorer sebesar Rp 3 jutaan itu diberikan kepada seluruh guru honorer yang ada di Berau, Kalimantan Timur. Adapun jumlah guru honorer di Kabupaten Berau jumlahnya mencapai 1.000 ribuan.
ADVERTISEMENT
"Hampir satu ribuan (guru honorer), karena semua kita lengkapi," kata dia.
Bupati Berau Muharram (kedua kiri) dalam acara Inovasi Membangun Kampung Sejahtera di Tanjung Redep, Berau, Kalimantan Timur, Rabu (17/7). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung Kabupaten Berau, Ilyas membenarkan hal itu. Ia menyebut upaya yang dilakukan untuk kesejahteraan guru honorer merupakan bentuk penghargaan kepada masyarakat.
Menurut dia, jumlah guru honorer yang ada di Berau juga tak terbilang banyak dibandingkan dengan daerah lain. Adapun, pendapatan daerah Berau saat ini sekitar Rp 2,6 triliun.
"Kita ini kan guru masih tidak terlalu banyak. Pak Bupati melihat ada celah kelemahan yang harus ditutup. Tidak ada lagi honor sekolah. Honor itu dibiayai bisa melalui anggaran pemerintah daerah bisa melalui dana biaya operasional sekolah," papar dia.