Garuda Cs Naikkan Harga, Pengusaha Kargo Pilih Sewa Pesawat

27 Februari 2019 20:12 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemeriksaan barang di kargo Bandra Udara Haluoleo, Kendari Foto:  Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemeriksaan barang di kargo Bandra Udara Haluoleo, Kendari Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) akan menggunakan pesawat angkut kargo atau freighter sewaan untuk mengirimkan barang yang dikirimkan oleh masyarakat. Langkah ini dilakukan karena tarif kargo naik.
ADVERTISEMENT
Menurut Wakil Ketua Umum Asperindo Budi Paryanto, pihaknya telah menjajaki 3 maskapai penerbangan untuk menyewa pesawatnya. Dia optimistis, pengiriman barang melalui pesawat sewaan bisa dilakukan awal Maret 2019.
“Sudah ada 3 airlines yang kami sudah jajaki, dan kemungkinan besar awal bulan (Maret) akan kami mulai pergunakan,” bebernya saat ditemui di Hotel Millenium, Jakarta, Rabu (27/2).
Dia menjelaskan, biaya yang dikeluarkan untuk menyewa pesawat lebih murah dibandingkan biaya kirim kargo melalui maskapai. Sebenarnya Asperindo sudah sejak lama ingin memakai pesawat sewaan untuk mengirim barang.
“Tarifnya memang lebih kompetitif dari tarif yang dikeluarkan airlines saat ini. Jadi sebenarnya dari awal kami ingin ada freighter,” kata Budi.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), Budi Paryanto. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Dia pun membeberkan sejak pertengahan tahun lalu hingga awal tahun ini, maskapai penerbangan secara bertahap menaikkan tarif kargo. Menurutnya yang terendah naik 120 persen, yang tertinggi naik 325 persen.
ADVERTISEMENT
“Sampai sekarang belum ada pergerakan sama sekali (biaya kargo turun). Hikmahnya barangkali ini sudah saatnya freighter harus muncul,” ucapnya.
Pengusaha Ramai-ramai Protes Kenaikan Tarif Kargo Udara
Para pengusaha khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memprotes adanya kenaikan tarif kargo udara (Surat Muatan Udara/SMU). Naiknya tarif kargo udara bikin biaya operasional mereka membengkak.
Misalnya dialami oleh Direktur CV Jaya Seafood, Muhammad Yusuf. Dia sudah lama menjalankan usahanya sebagai eksportir ikan khususnya produk tuna loin. Pada awal tahun ini, dia mengaku cukup berat untuk mengirim tuna loin dari Gorontalo ke Jakarta. Sebab tarif kargo udara sudah naik 2 kali di Januari 2019.
Contohnya, tarif kargo udara dari Gorontalo ke Jakarta yang biasa Rp 12.000 per kg menjadi Rp 33.000 per kg. Begitu pun dengan rute Makassar ke Jakarta dari sebelumnya Rp 7.000 per kg menjadi Rp 19.000 per kg. Sedangkan dari Banda Aceh ke Jakarta sebelumnya Rp 7.000 per kg menjadi Rp 16.000 per kg.
Ketua Umum ASPERINDO, M. Feriadi. Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan
"Keberatan lah kita udah enggak bisa jual ikan lagi karena ongkos sangat tinggi sedangkan pembelinya tidak mau menaikkan harga," curhat dia kepada kumparan, Rabu (20/2).
ADVERTISEMENT
Kenaikan tarif kargo udara lantas membuat 270 perusahaan jasa pengiriman barang kompak menaikkan tarif pada Januari 2019. Seluruh perusahaan tersebut adalah anggota dari Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo).
"Garuda Indonesia terhitung dari 2018 bulan Juni, Oktober naik 2 kali, lanjut November, lanjut Januari. Total 6 kali kenaikan dengan total mencapai 300 persen lebih. Dampaknya dari kenaikan ini adalah user, karena berapapun biaya kenaikkan itu pada akhirnya adalah yang harus menanggung user yang ada di belakang kita,” sebut Ketua Asperindo Muhammad Feriadi.
Feriadi sudah meminta pemerintah memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha logistik dengan maskapai penerbangan. Sehingga ditemukan solusi untuk menekan kenaikan harga kargo udara.
Kenaikan tarif kargo udara ini, juga dikeluhkan para pelaku UMKM. Apalagi sejak penjualan online marak, perusahaan jasa pengiriman menjadi partner penting karena merupakan jembatan bagi UMKM kepada para konsumennya.
ADVERTISEMENT