Gojek: Kami Perusahaan Indonesia, Tak Ada Kantor Pusat di Singapura

30 Juli 2019 19:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo baru Gojek di helm mitra pengemudi ojek online. Foto: Dok. Gojek
zoom-in-whitePerbesar
Logo baru Gojek di helm mitra pengemudi ojek online. Foto: Dok. Gojek
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan on-demand services Gojek menegaskan jika perusahaannya murni berdiri di Indonesia. Hal tersebut menanggapi pernyataan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, yang menyebut Singapura mengklaim Gojek beserta 3 unicorn Indonesia lainnya sebagai milik mereka.
ADVERTISEMENT
Chief of Corporate Affairs Gojek, Nila Marita, menegaskan jika Gojek merupakan perusahaan yang terdaftar di Indonesia dengan nama PT Aplikasi Karya Anak Bangsa. Seluruh penanaman modal dan investasi dibukukan penuh di perusahaan Indoensia.
"Kami tidak memiliki perusahaan Singapura sebagai induk perusahaan. Kami selalu melaporkan penanaman modal tersebut sesuai amanat yang diberikan oleh BKPM," kata Nila kepada kumparan, Selasa (30/7).
Dia menambahkan, kantor pusat Gojek berada di Indonesia dan 90 persen dari pegawainya merupakan warga negara Indonesia. Menurut dia, perusahaan menyalurkan investasi untuk pengembangan usaha dan ekosistem di Indonesia.
"Sehingga kami bisa terus melayani ratusan juta konsumen serta memberikan akses pendapatan kepada 2 juta mitra driver, 400 ribu merchants, dan puluhan ribu mitra penyedia layanan GoLife di Indonesia," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong menyebut 4 startup unicorn ternama di Indonesia diklaim berasal dari Singapura. Unicorn tersebut di antaranya Gojek, Tokopedia, BukaLapak, dan Traveloka.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengikuti Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Thomas Lembong mengungkapkan klaim tersebut dimuat dalam sebuah riset yang dilakukan Google-Temasek. Temasek merupakan BUMN milik pemerintah Singapura.
"Riset Google-Temasek, malah 4 unicorn kita diklaim sebagai unicorn mereka. Di situ disebut Indonesia punya nol, Singapura punya empat. Padahal, faktanya empat itu punya kita," ujar Lembong di kantornya, Jakarta, Selasa (30/7).
Menurut dia, hal ini didasarkan bahwa lokasi perusahaan induk keempat startup tersebut disebut-sebut berada di singapura. Sementara mayoritas operasional dan aktivitas bisnisnya berada di Indonesia.
"Faktanya adalah 4 unicorn kita, induknya memang di Singapura semua. Uang yang masuk ke 4 unicorn kita, masuknya lewat Singapura," tambahnya.
ADVERTISEMENT