news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Harga Telur Masih Tinggi di Beberapa Pasar, Ini Penjelasan Kementan

12 Mei 2019 16:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang telur di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang telur di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional masih terpantau tinggi. Misalnya, di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, harga telur masih ada di kisaran Rp 25 ribu per kilogram (kg) dari harga normal Rp 19 ribu-Rp 21 ribu per kg.
ADVERTISEMENT
Depi, salah seorang pedagang telur di Pasar Minggu mengatakan harga telur ayam cenderung sulit turun saat bulan Ramadhan. Hal ini lantaran permintaan yang cukup besar.
“Orang kan pasti banyak yang sudah mulai masa kue sejak bulan puasa, nah kebutuhan telur biasanya banyak memang,” katanya saat ditemui di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Minggu (15/5).
Dihubungi terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Fini Murfiani, mengatakan di sejumlah pasar memang masih terjadi kenaikan harga telur ayam.
Namun, dia memastikan kenaikan harga telur ayam ini tidak terjadi di semua pasar. Menurutnya, kenaikan yang terjadi di sejumlah pasar ini kemungkinan terjadi akibat rantai tata niaga dan ulah broker.
ADVERTISEMENT
"Sesuai pantauan di sample pasar yang ternyata harganya masih melebihi acuan di konsumen memang terjadi di beberapa pasar, tapi tidak di semua pasar. Faktor rantai tata niaga berpengaruh. Faktor broker juga mungkin," sebutnya.
Peternak mengumpulkan telur ayam di Denggungan, Banyudono, Boyolali. Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Lebih lanjut dia mengatakan harga rata-rata nasional telur ayam saat ini sudah sesuai dengan harga acuan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 96/2018. Dalam aturan itu, harga telur ayam di tingkat produsen dibanderol sekitar Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per kg. Sedangkan di tingkat konsumen dibanderol sekitar Rp 23 ribu per kg.
Karena itu, guna menstabilkan harga telur, pihaknya melakukan Operasi Pasar (OP) telur pada pasar-pasar yang masih menunjukkan kenaikan harga telur.
ADVERTISEMENT
"OP bertujuan untuk menstabilkan harga dengan cara mensuplai pasokan telur ayam ras dari para peternak ayam layer ke pasar-pasar yang masih menjual harga tinggi," ucapnya.
Sebelumnya Kementan telah menggelontorkan sebanyak 8 ton telur ayam ke 7 pasar di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk menstabilkan harga telur ayam di pasar.
Adapun pasar tersebut adalah Pasar Palmerah, Gondangdia, Glodok, Pluit, Petojo Ilir, Tebet Barat dan Pulo Gadung.
"Stok telur pada bulan Mei 2019 tercatat 243.510 ton," pungkasnya.