Indonesia Ajak Thailand dan Malaysia Kurangi Ekspor Karet

15 Februari 2019 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Guna mendorong harga karet yang cenderung anjlok di pasar internasional, Indonesia akan hadir dalam forum karet internasional, yakni International Tripartite Rubber Council (ITRC). Adapun gelaran ini dikatakan akan berlangsung pada 21-22 Februari 2019 di Bangkok, Thailand.
ADVERTISEMENT
ITRC adalah gabungan negara produsen karet terbesar di dunia. Ada 3 negara yang menjadi anggota ITRC yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita forum ini biasa dilakukan secara rutin setiap tahun. Sayangnya, Enggar akan absen dalam pertemuan tersebut dan akan diwakilkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
“Ini kami lagi persiapan ITRC. Pak Menko (Darmin yang mewakili Indonesia)," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (15/2).
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo mengungkapkan forum tersebut akan membahas dua topik, yakni terkait pembatasan ekspor dan peningkatan konsumsi karet dalam negeri.
Pekerja menderes getah karet Foto: ANTARA FOTO/Rahmad
Langkah itu dilakukan untuk mendorong harga karet yang terus jatuh akibat produksi yang berlebih. Hanya saja, Enggar maupun Iman enggan menyebut jumlah pembatasan ekspor yang diajukan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"ITRC nanti akan digelar pada 21-22 Februari mendatang di Bangkok. Jadi pembatasan ekspor dan peningkatan konsumsi dalam negeri, terutama dua yang dibahas," pungkasnya.
Sebagai catatan, harga karet belum juga naik dalam beberapa tahun terakhir. Di Indonesia, harga jual karet hasil pohon di tingkat petani hanya mencapai Rp 6.000 per kg. Harga tersebut lebih murah dibandingkan karet sintetis yang mencapai Rp 20.200 hingga Rp 20.500 per kg.
Adapun penyebab rendahnya harga karet karena kelebihan produksi dan permintaan yang semakin berkurang. Nyatanya, di dunia ini tidak hanya Indonesia, Malaysia, dan Thailand saja yang memproduksi karet tetapi ada Vietnam, Laos, dan Kamboja.