Menperin Prihatin Harga Karet Alam Anjlok: Beda Nasib dengan Sintetis

29 November 2018 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto resmikan pabrik karet sintetis PT Synthetic Rubber Indonesia. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto resmikan pabrik karet sintetis PT Synthetic Rubber Indonesia. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto prihatin melihat perbedaan harga karet hasil pohon yang kalah dibanding karet sintetis. Hal ini dia sampaikan saat membuka pabrik baru PT Synthtetics Rubber Indonesia di Cilegon.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kata Airlangga, harga jual karet sintetis mencapai Rp 20.200 hingga Rp 20.500 per kilogram. Sementara, harga jual karet hasil pohon di tingkat petani hanya mencapai Rp 6.000 per kilogram.
"Tidak seperti saudaranya, harga Styrene butadiene rubber (SBR) price mencapai Rp 20.200 hingga Rp 20.500 per kilogram, sementara harga karet alam di tingkat petani hanya mencapai Rp 6.000 per kilogram," katanya saat ditemui di Cilegon, Banten, Kamis (29/11).
Ilustrasi pohon karet (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pohon karet (Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha)
Bahkan, Airlangga menyebut harga karet hasil pohon di tingkat petani saat ini masih kalah jauh dengan harga crumb rubber yang mencapai USD 1,8 per kilogram. Perbedaan harga yang jauh antara crumb rubber dengan karet hasil pohon ini dikarenakan masih banyaknya broker atau perantara di sektor karet.
ADVERTISEMENT
"Sangat jauh berbeda antara karet pohon yang sekitar 40 cents per kilogram dengan crumb rubber yang dijual dengan harga USD 1,8 per kilogram. Ini karena masih banyak broker dari petani ke produsen," imbuhnya.
Untuk itu, hal ini disebut Airlangga sebagai tantangan yang harus segera diatasi. Salah satunya dengan program aspal karet. Melalui program ini, Airlangga berharap harga jual karet di tingkat petani meningkat.
"Dengan adanya program aspal campuran karet, harga karet di petani bisa dibeli oleh Kementerian PUPR sebesar Rp 7.500 hingga Rp 8.000 per kilogram," tutupnya.