Jokowi Kesal 33 Industri Tak Pindah ke RI, World Bank Punya Jawabannya

6 September 2019 10:53 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke kantor pusat PLN, Senin (5/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke kantor pusat PLN, Senin (5/8). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo atau Jokowi pernah mengungkapkan kekesalannya, terkait daya tarik Indonesia yang masih rendah bagi industri dari kalangan investor global. Hal itu dia ungkapkan, dalam rapat terbatas membahas antisipasi perkembangan perekonomian global.
ADVERTISEMENT
“Karena dari investor-investor yang kita temui dan catatan yang disampaikan Bank Dunia kepada kita, di dua bulan yang lalu ada 33 perusahaan di Tiongkok keluar. Ada 23 memilih Vietnam, 10 lainnya pergi ke Malaysia, Thailand, Kamboja. Enggak ada yang (pindah) ke kita,” katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (4/9).
Jokowi mengungkapkan, penyebabnya ada di Indonesia sendiri. Padahal menurutnya, investasi menjadi kunci untuk keluar dari perlambatan ekonomi global, sehingga bisa mencegah terjadinya resesi ekonomi.
Dia pun meminta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan seluruh kementerian yang berkaitan dengan investasi, merinci regulasi-regulasi yang menghambat investasi.
“Tahun 2017, ini contoh lagi. Ada 73 perusahaan Jepang memilih relokasi. Tapi relokasinya ke mana? Coba kita lihat, 43 ke Vietnam, 11 ke Thailand, dan berikutnya 10 ke Indonesia,” papar Jokowi.
Salah satu kawasan industri di Gresik, Jawa Timur, yang masih kosong. Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Dari penelusuran kumparan, data-data yang diungkapkan Jokowi itu berasal dari paparan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo A. Chaves. Jokowi pada Senin (2/9) mengundang Rodrigo ke Istana, dan meminta paparan tentang kondisi ekonomi global serta dampaknya terhadap Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam paparan itu, Bank Dunia menjelaskan kenapa industri yang relokasi dari China tak tertarik masuk Indonesia.
“Salah satunya karena negara-negara tetangga Indonesia lebih ramah buat investor,” demikian dituliskan di laporan tersebut.
Memindahkan pabrik ke Indonesia lebih berisiko dan rumit. Butuh waktu paling cepat satu tahun, atau malah lebih lama. Sementara di Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Taiwan, lebih ada kepastian bagi industri sehingga waktunya lebih cepat.
“Produsen mesin cuci asal Korea Selatan, memindahkan pabriknya dari China ke Vietnam dan Thailand hanya dalam 2 bulan, setelah AS menaikkan tarif produk impor asal China. Setelah (pemindahan) itu, ekspor mereka langsung naik,” demikian dinyatakan di laporan tersebut.