Jonan Ingin Harga Gas Bisa Bersaing dengan Energi Terbarukan

19 Februari 2019 16:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM, Ignasius Jonan dalam peresmian jaringan gas bumi rumah tangga Kota Tarakan & BBM satu harga Kabupaten Malinau di Kota Tarakan, Jumat (15/2). Foto: Sejati Nugroho/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM, Ignasius Jonan dalam peresmian jaringan gas bumi rumah tangga Kota Tarakan & BBM satu harga Kabupaten Malinau di Kota Tarakan, Jumat (15/2). Foto: Sejati Nugroho/kumparan
ADVERTISEMENT
Gas bumi menjadi salah sumber energi yang diproyeksikan dapat mengurangi impor BBM. Meski begitu, Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan gas bumi harus bisa bersaing dengan energi terbarukan yang sekarang makin berkembang, salah satunya untuk pembangkit listrik.
ADVERTISEMENT
Energi terbarukan yang dimaksud Jonan adalah biodiesel 20 persen atau B20, campuran solar dan produk turunan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) sebanyak 20 persen.
"Sekarang yang kita hadapi juga kompetisi, apakah suatu hari CPO dapat dialihkan menjadi gasoil? Ini tantangan besar," kata dia dalam acara IndoGAS 2019 di JCC, Jakarta, Selasa (19/2).
Gas bumi merupakan energi fosil yang suatu saat akan habis, sama seperti minyak bumi. Tapi, gas bumi lebih bersih ketimbang minyak. Sementara minyak kelapa sawit termasuk energi terbarukan. Karena itu, Jonan menyarankan agar industri hulu gas harus masuk industri petrokimia.
"Jadi saya punya saran bisnis, kita harus kompetitif. Yang operasi pengeluaran tinggi saya pikir itu mendekati akhir sekarang. Produser gas juga harus mempertimbangkan dengan serius bagaimana caranya mereka bisa bertahan di next gen, yang menurut saya melakukan petrokimia," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Dia berharap harga gas makin efisien, bisa mendorong penurunan tarif listrik sehingga makin terjangkau untuk masyarakat. Saat ini, porsi gas dalam bauran energi nasional Indonesia kurang dari 22 persen sampai 2025.
"Jika sumber energi bisa lebih murah dari gas, apa bisa dipertimbangkan? Satu masalah utama di Indonesia adalah tingkat kelayakan dari tarif power, masih banyak yang tidak memiliki akses ke listrik. Disparitas masih lebar itu tantangan kita bisa melihat banyak enggak hidup mewah Indonesia," jelas dia.