Kemenperin: Perang Dagang AS-China Bisa jadi Peluang Ekspor Tekstil RI

2 September 2019 13:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi di Menara Kadin soal Implementasi Industri Tekstil. Foto: Moh Fajri/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi di Menara Kadin soal Implementasi Industri Tekstil. Foto: Moh Fajri/kumparan
ADVERTISEMENT
Perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan China dianggap Sekjen Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahyono sebagai peluang untuk Indonesia dalam mengekspor barang. Barang-barang khususnya industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) Indonesia diharapkan juga bisa masuk ke AS.
ADVERTISEMENT
“Itu kan peluang kita. Oleh karena itu sekarang kita dorong untuk bisa meningkatkan kapasitas, karena kalau kita berbicara ekspor, kita berbicara kapasitas. Nah ini kenapa, karena kapasitas kita kurang. Kapasitas kurang kenapa, ya tadi peralatannya yang lama-lama. Untuk meningkatkan kapasitas susah,” kata Sigit di Menara Kadin, Jakarta, Senin (2/9).
Untuk itu, kata Sigit, Kemenperin berniat meningkatkan kapasitas termasuk dari segi produksi TPT. Hanya saja, Sigit belum bisa membeberkan detail rencana atau peningkatan kapasitas yang dimaksudnya.
Pedagang merapihkan tekstil di Pasar Tanah Abang. Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
“Kita coba pakai industri 4.0 kita lihat setiap lini industri yang bisa dinaikkan kapasitasnya yang mana dengan pemakaian teknologi-teknologi tinggi, internet, kemudian bisa ketahuan sisi mana yang bisa dikurangin, sisi produktivitasnya bertambah," ujar Sigit.
ADVERTISEMENT
Sigit merasa dengan kapasitas yang baik, otomatis membuat daya saing produk yang dihasilkan. Ia tidak menampik jika selama ini harga tekstil Indonesia lebih mahal dari China.
“(Peningkatan kapasitas) Supaya bisa menekan harga. Itu (China) murah karena apa, kapasitas. Kapasitas mereka jauh besar,” tutur Sigit.