Kementan Yakin Indonesia Mulai Bisa Ekspor Daging Sapi di 2026

8 Januari 2019 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harga daging sapi segar naik jelang lebaran. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Harga daging sapi segar naik jelang lebaran. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Selama ini, kebutuhan daging sapi masyarakat Indonesia masih belum bisa dicukupi sepenuhnya oleh produksi dalam negeri. Maka, pemerintah terpaksa mengimpor daging untuk mengatasi defisit.
ADVERTISEMENT
Namun di tahun 2026 nanti kondisinya berubah 180 derajat. Ya, Kementerian Pertanian yakin Indonesia tidak akan mengimpor daging sapi. Justru di tahun tersebut, Indonesia sudah mampu mengekspor daging sapi.
"Sesuai roadmap, kita bisa lakukan asal apa yang kita rencanakan itu sesuai, Tahun 2026 bisa kita ekspor daging karena populasi di tahun itu diperkirakan sudah capai 33 juta ekor," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, di Gedung Kementan, Jalan RM. Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (8/1).
Harga daging sapi segar naik jelang lebaran. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Harga daging sapi segar naik jelang lebaran. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Ketut mengatakan, rata-rata pertumbuhan daging sapi tiap tahunnya mencapai 3,86 persen. Di tahun 2017 saja, tercatat jumlah populasi sapi sekitar 18,2 juta ekor. Angka ini bertambah dari tahun 2016 yakni sekitar 17,8 juta ekor.
ADVERTISEMENT
"Salah satu yang menyebabkan pertumbuhan ini adalah program Upaya Khusus Sapi Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang kita lakukan," tambahnya.
Ketut memperkirakan, konsumsi daging masyarakat Indonesia per tahun sebesar 665 ribu ton atau setara 2,3 juta ekor. Produksi daging sapi nasional masih baru mampu memenuhi sekitar 67 persen dari kebutuhan daging.
"Kita akan terus genjot produksi daging ini. Saat ini saja, dari program Upsus Siwab, sudah ada kelahiran sebanyak 2,7 juta ekor sapi. Diharapkan nanti kita bisa memenuhi kebutuhan daging seiring dengan bertambahnya populasi penduduk," pungkasnya.