Kena Aksi Boikot, Penjualan Mobil Jepang di Korsel Merosot

5 Agustus 2019 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mobil merek Toyota buatan Jepang. Foto: dok. Toyota
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mobil merek Toyota buatan Jepang. Foto: dok. Toyota
ADVERTISEMENT
Penjualan mobil-mobil merek Jepang di Korea Selatan (Korsel) pada Juli lalu, merosot sekitar 30 persen. Hal ini dipicu perang dagang di antara kedua negara, yang bermula dari putusan hukum terkait perang masa lalu.
ADVERTISEMENT
Data perindustrian yang dikutip dari Reuters mengungkapkan, penjualan Toyota merosot 32 persen. Demikian juga angka penjualan Honda, turun lebih dalam sebesar 34 persen.
Sementara itu merek Lexus yang juga berasal dari Jepang, turun 25 persen secara bulanan, meskipun secara tahunan masih tumbuh 33 persen. Lexus merupakan merek mobil impor ketiga paling populer di Korsel, setelah Mercedes dan BMW.
Produsen otomotif Jepang mengkhawatirkan penurunan itu masih akan berlanjut di Agustus ini.
"Kunjungan ke showroom menurun, demikian juga konsumen menunda kontrak penandatanganan," kata seorang pejabat Honda Korea Selatan kepada Reuters.
PM Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (kanan). Foto: AFP
Pada Juli lalu, Jepang membatasi ekspor Fluorinated Polyamide, bahan baku pembuat layar smartphone atau televisi. Kemudian Photoresist untuk bahan memproduksi chips smartphone. Juga High-purity Hydrogen Fluoride untuk membersihkan chips.
ADVERTISEMENT
Bahan-bahan itu menjadi jantung bisnis raksasa industri Korsel, seperti Samsung dan LG.
Akibat tindakan itu, sentimen anti-Jepang di Korsel pun merebak. Bahkan meningkat jadi aksi boikot produk Jepang. Korsel juga berupaya keras mengurangi ketergantungan impor pada produk bahan baku industri dari Jepang.
Masyarakat saat melakukan unjuk rasa memboikot produk Jepang di Seoul, Korea Selatan. Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Sebelumnya pada Senin pekan lalu, pemerintah Korea Selatan mengumumkan rencana untuk berinvestasi sekitar 7,8 triliun won (USD 6,48 miliar) dalam penelitian dan pengembangan untuk bahan-bahan lokal, suku cadang, dan produk industri lainnya. Investasi sebesar itu direncanakan untuk tujuh tahun ke depan, dalam upaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor Jepang.
Perang dagang Jepang-Korsel, bermula dari gugatan masa perang dulu. Yakni saat Jepang menjadikan negeri K-Pop sebagai negara jajahan, 1901-1945. Persoalan dipicu putusan Mahkamah Agung Korsel pada Oktober 2018, yang menghukum perusahaan Jepang yang beroperasi di Korsel, yakni Nippon Steel Corp.
ADVERTISEMENT
Jepang juga telah mencoret Korea Selatan, dari ‘daftar putih’ yakni 27 negara yang memperoleh kemudahan ekspor ke Jepang. Keputusan ini diambil pada Jumat (2/8) lalu dan telah mendapat persetujuan dari Parlemen Jepang.