Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Kondisi Keuangan Garuda Masih Stabil saat Rupiah Melemah
5 Oktober 2018 13:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Direktur Niaga Garuda Indonesia, Ilham Fikri Kurniansyah, menjelaskan ketika rupiah melemah , pengeluaran untuk pembelian bahan bakar membengkak, serta masyarakat Indonesia berpikir ulang jika akan bepergian ke luar negeri.
Namun hal tersebut tertolong oleh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia menggunakan Garuda Indonesia. Sebab saat dolar AS menguat terhadap rupiah, harga tiket maskapainya menjadi murah bagi wisatawan mancanegara.
“Sekarang Tokyo penuh terus, Sidney, ke Bali penuh terus. Turis banyak masuk dan kami banyak dapat dolar, jadi seimbang lah,” ujarnya saat ditemui di Jakarta Convention Center, Jumat (5/10).
Untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara, pihaknya menggelar Garuda Travel Fair (GATF) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata di luar negeri. Pada bulan ini, GATF digelar di China, Singapura, dan Australia.
ADVERTISEMENT
“Kami dengan Kemenpar terus berkoordinasi. Bulan ini ada GATF di beberapa negara, ini semua untuk mendatangkan turis ke Indonesia,” kata Ilham.
Senada, Komisaris Utama Garuda Indonesia, Agus Santoso, menyampaikan kerugian akibat pelemahan rupiah tertutup oleh lini bisnis lain, terutama dari anak perusahaan, GMF AeroAsia yang menyediakan jasa perawatan pesawat.
“Garuda punya anak perusahaan, GMF AeroAsia, ini melayani perawatan pesawat asing, mereka order pakai dolar AS. Ini banyak sekali yang memanfaatkan, bahkan saat peak season kita tidak bisa menampung order,” ucapnya.