Laba Bersih Bukit Asam di 2017 Capai Rp 4,47 T, Naik 123%

12 Maret 2018 10:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajaran direksi PT Bukit Asam Tbk. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran direksi PT Bukit Asam Tbk. (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,47 triliun sepanjang tahun 2017. Angka ini melonjak 123% dibandingkan capaian tahun 2016 lalu yang hanya sebesar Rp 2 triliun.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perusahaan juga membukukan laba usaha sebesar Rp 5,89 triliun atau meningkat 132% dibandingkan tahun 2016 lalu yang hanya sebesar Rp 2,53 triliun. Sementara itu, untuk pendapatan perusahaan mencapai Rp 19,47 triliun atau naik 38% dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 14,05 triliun.
“Peningkatan pendapatan ini adalah hasil dari penetrasi pasar untuk menjual batu bara Low to Medium Calorie di tengah membaiknya harga batu bara dunia,” kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Arviyan Arifin, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin (11/3).
Secara volume, penjualan batu bara tahun 2017 mencapai 26,63 juta ton atau meningkat 28% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya sebesar 20,75 juta ton. Komposisi penjualan masih didominasi penjualan domestik sebesar 61% dan ekspor 39%.
Lokasi stockpile tambang batu bara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi stockpile tambang batu bara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
Peningkatan volume penjualan full year 2017 yang cukup signifikan terjadi pada penjualan domestik yakni meningkat 17% dibandingkan tahun 2016. Sementara ekspor meningkat 9%. Sedangkan harga jual rata-rata batu bara memang meningkat sebesar 23% dari Rp 658.108 per metrik ton di 2016 menjadi Rp 814.216 per metrik ton di tahun 2017.
ADVERTISEMENT
“Kenaikan harga jual ini seiring dengan penguatan harga batu bara Newcastle maupun harga batu bara thermal Indonesia (Indonesia Coal Index/ICI) yang meningkat masing-masing sebesar 34% dan 32% dibandingkan harga rata-rata di 2016,” lanjut.
Beban pokok penjualan perseroan juga meningkat sebesar 14% secara tahunan dengan kenaikan volume produksi yang meningkat cukup tinggi sebesar 24%.
“Namun perseroan terus melakukan upaya efisiensi biaya sepanjang 2017. Di antaranya biaya jasa penambangan yang menurun Rp 785,6 miliar atau 26%. Serta pembelian batu bara yang menurun Rp 455,7 miliar atau 70% dibandingkan tahun 2016,” jelasnya.