Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Masalah dominasi perusahaan China di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah, terus menjadi perbincangan. Paling baru adalah terkait pabrik baterai mobil listrik di kawasan itu yang semuanya dikuasai China.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, angkat bicara soal tersebut. Menurut dia, sejumlah pabrik di kawasan Morowali tak dikuasai China, melainkan banyak negara yang juga berinvestasi di sana.
Luhut mengatakan, banyak negara yang tertarik untuk berinvestasi di Morowali, termasuk untuk pembangunan pabrik baterai mobil listrik. Menurut dia, kawasan Morowali dipilih karena biaya di sana yang relatif murah.
"Jangan dikira sekarang Morowali itu China-China saja. Gak ada urusan China itu sekarang, urusan sudah konsorsium. Orang mana-mana pun dunia, saya juga belajar nih, akan melihat di mana teknologi bagus dan cost yang murah," kata Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).
Bahkan menurut Luhut, beberapa konsorsium seperti Contemporary Amperex Technologyy (CATL), LG, dan Tesla juga masuk dalam konsorsium pabrik baterai untuk mobil listrik di Morowali.
ADVERTISEMENT
"Yang di Morowali itu yang masuk CATL, kemudian dia dengan LG. Itu yang paling main. Tesla juga joint dengan situ. Tapi berapa banyak saya gak tahu," lanjutnya.
Selain di Morowali, Luhut mengatakan beberapa perusahaan tersebut juga mempertimbangkan untuk berinvestasi di lokasi lainnya seperti Purwakarta dan Karawang, Jawa Barat.
"Kita lagi runding bisa gak bikin industri lithium baterainya di Karawang, Bekasi, Purwakarta. Karena mobilnya Hyundai akan buat di Karawang, Bekasi, Purwakarta, supaya lebih cepat. Pikiran praktis aja. Tapi kita coba nanti kalau mereka mau," jelasnya.