news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Luhut: yang Bilang Utang Indonesia Numpuk, Asbun Aja Itu

30 November 2018 15:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer di Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer di Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membantah omongan Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto yang menyebutkan utang Indonesia menumpuk lantaran didorong oleh impor pangan yang tinggi. Menurut Luhut, utang Indonesia selama ini tidak sebanyak yang diperkirakan.
ADVERTISEMENT
Kata Luhut, orang yang menyebut utang Indonesia sangat besar asal bicara saja alias asbun. Bahkan, dalam gelaran International Monetary Fund-World Bank 2018 di Bali kemarin, utang Indonesia disebut masih aman.
"Kita enggak ada masalah soal financing. Di WB (World Bank) itu bilang state base kita tuh kredibel. Jadi kalau ada yang ngomong utang numpuk, orang WB itu malah bilang, utangnya dikit kali. Jadi enggak betul itu. Asbun aja itu," kata dia dalam bincang media di kantornya, Jakarta, Jumat (30/11).
Meski memiliki utang, Luhut juga menyebut sebagai negara, Indonesia tidak masuk dalam jajaran negara miskin. Hal ini, kata dia, bisa terlihat dari penerimaan APBN dan tax ratio Indonesia yang naik.
ADVERTISEMENT
"Negara kita enggak miskin-miskin banget kok. Tax Ratio kita 12 persen. Penerimaan APBN kita 83,5 persen dari Pajak. Naik ini," kata dia lagi.
Lalu berapa sebenarnya utang Indonesia saat ini?
Luhut Binsar Panjaitan usai Rapat Kendaraan Listrik di DPR RI. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Panjaitan usai Rapat Kendaraan Listrik di DPR RI. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Kementerian Keuangan melaporkan posisi utang pemerintah hingga 30 September 2018 sudah mencapai Rp 4.416 triliun, meningkat dari bulan sebelumnya Rp 4.363 triliun. Sementara pada September 2017 posisi utang pemerintah senilai Rp 3.866 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim pengelolaan utang pemerintah dilakukan dengan baik dan penuh kehati-hatian. Saat ini, utang pemerintah setara 30,47 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dia mengatakan angka tersebut masih dalam batas aman dari yang ditetapkan 60 persen dari PDB.
"Itu menggambarkan manajemen utang kita makin hati-hati. Terlihat keseimbangan primer hampir mendekati balanced, bahkan positif di bulan April, Mei, Juni, dan Agustus. Kalau ada negatif itu rendah," kata Sri Mulyani di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga akhir September 2018 sebesar USD 359,8 miliar atau sekitar Rp 5.217 triliun (kurs Rp 14.500), meningkat 4,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 345,2 miliar. Namun jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar USD 360,9 miliar, ULN Indonesia tersebut tercatat melambat 0,3 persen.
Berdasarkan data statistik Bank Indonesia (BI), Jumat (16/11), ULN tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar USD 179,2 miliar serta utang swasta termasuk BUMN sebesar USD 180,6 miliar.
Sri Mulyani juga memastikan pembiayaan utang tetap terkendali di tahun depan, meskipun ketidakpastian global masih akan mempengaruhi perekonomian domestik. Kata dia, pihaknya akan tetap menjaga rasio utang dalam batas yang aman, sesuai aturan Undang-Undang (UU) yakni maksimal 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
ADVERTISEMENT