68 Unit Gudang Bulog di Kelapa Gading Penuh dengan Beras

5 September 2018 10:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Jakarta Utara. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Jakarta Utara. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan truk dengan kapasitas 30 ton beras berjejer rapi di pelataran Gudang Bulog Divisi Regional (Divre) DKI Jakarta dan Banten yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta. Beberapa pekerja terlihat lalu-lalang keluar masuk gudang Bulog sambil menggotong satu per satu karung berisi 50 kg beras.
ADVERTISEMENT
Area gudang Bulog di Kelapa Gading memiliki luas 55 hektare (ha). Di sana ada 68 unit gudang yang seluruhnya difungsikan menyimpan beras. Setiap gudang mampu menampung sekitar 3.500-4.000 ton beras.
Hanya saja saat ini kondisinya telah melebihi kapasitas, lantaran banyaknya pasokan beras yang datang plus beras impor. Dari penelusuran di lapangan, seluruh unit gudang Bulog di Kelapa Gading penuh dengan tumpukan karung beras.
"Total kapasitas (di sini) sekitar 300 ribu ton," ungkap Salah seorang pegawai Bulog yang enggan disebutkan namanya kepada kumparan saat ditemui di Kantornya, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jakarta Utara, Rabu (5/9).
Dia menyatakan, kondisi gudang sudah sangat penuh dan tidak mampu lagi menampung beras. Walaupun begitu, beras yang masuk dari berbagai daerah terus berdatangan. Ini mengharuskan Bulog menyewa beberapa gudang lagi untuk menampung pasokan beras yang ada. Terdapat 8 gudang yang sudah disewa Bulog, masing-masing tersebar di kawasan DKI Jakarta dan Banten.
Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Jakarta Utara. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Jakarta Utara. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
"Masih terus nambah, pemenuhan impor yang terlanjur tahun lalu. Kapasitas (gudang) 800 ribu ton. Proses pengisian (saat ini) sekitar 50 persen lebih tapi masih on going. Kalau tender sudah lama," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dia bercerita, bongkar muat beras di gudang Bulog Kelapa Gading dilakukan selama 24 jam. Bulog menganut sistem sirkulasi beras. Maksudnya adalah beras yang baru dipanen alias fresh akan dikemas dan disimpan di gudang Bulog. Sebaliknya, beras yang sudah disimpan di gudang Bulog akan dikeluarkan dan disebar untuk operasi pasar dan lainnya.
"Per hari ini tidak ada (angka) spesifik (keluar-masuk beras) tergantung lagi ada impor, ada pengeluaran dan pemasukan, kadang enggak ada sama sekali, kadang intensitas tinggi sekali," lanjutnya.
Kondisi gudang Bulog yang penuh dengan beras sudah dijelaskan oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas). Untuk itu, Buwas dengan tegas menyatakan menolak untuk merealisasikan impor beras yang masih tersisa sebesar 1 juta ton.
ADVERTISEMENT
Buwas mengaku tidak ingin mengambil risiko besar untuk segera mengeksekusi jatah impor beras yang tersisa. Salah satu yang dipertimbangkan dia adalah mau disimpan di mana beras-beras impor nantinya.
Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Jakarta Utara. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Jakarta Utara. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Di tahun ini, pemerintah memberikan jatah impor beras ke Bulog sebanyak 2 juta ton. Bulog sendiri sudah mendatangkan 1 juta ton yang terbagi menjadi 2 kloter yaitu 500 ribu ton di bulan Februari 2018 dan 500 ribu ton lainnya di bulan Mei 2018. Adapun jatah impor beras yang tersisa yaitu sebanyak 1 juta ton harus Bulog datangkan maksimal di akhir bulan September 2018 ini.
"Beras kita ini banyak, hari ini 2,6 juta ton. Bahkan di gudangnya di DKI penuh maksimal, bahkan teman-teman kita sudah banyak menyewa gudang untuk menyimpan beras dari serapan termasuk eks yang impor lama. Bahkan kita meminjam menggunakan gudang Polri," tegas Buwas.
ADVERTISEMENT
Dikonfirmasi terpisah, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, tidak mempermasalahkan keinginan Buwas yang menolak impor beras dengan alasan gudang penuh. Namun Enggar mengungkapkan, impor beras adalah perintah langsung pemerintah yang diputuskan dalam rakor. Pertimbangannya adalah soal defisit stok beras.
"Itu tiga kali rapat dan keputusannya menugaskan Bulog melakukan impor terbuka (dengan) lelang terbuka totalnya 2 juta ton. Kalau tidak ada impor bulan Februari lalu (stok beras) kita minus 100 ribu ton," ucap Enggar.