Mendes Soal Pengangguran di Desa Naik: Ini Temporer

7 November 2018 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memanen cabai merah di Desa Kertagenah Tengah, Jawa Timur. (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
zoom-in-whitePerbesar
Petani memanen cabai merah di Desa Kertagenah Tengah, Jawa Timur. (Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
ADVERTISEMENT
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia selama Agustus 2018 mengalami penurunan menjadi 7 juta jiwa, dari sebelumnya pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 7,04 juta jiwa.
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, meski jumlah pengangguran menurun, namun masih ada perbedaan jumlah pengangguran di desa dan kota. Pada Agustus 2018, jumlah TPT di kota sebesar 6,45 persen dari total jumlah pengangguran tersebut, lebih besar dibandingkan di desa yang sebesar 4,04 persen.
Naiknya pengangguran di desa dijawab oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Terpencil, dan Transmigrasi (PDTT), Eko Putro Sandjojo. Bagi Eko, angka pengangguran di desa memang bersifat temporer yang bergantung pada musim. Kebetulan, pada bulan Agustus bukan masuk pada musim panen atau tanam.
"Ini temporer kok karena pengangguran di Februari (2019) nanti pasti akan turun," tegas Eko saat ditemui di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (7/11).
Maka dari itu, program Dana Desa hadir agar setiap tahun masyarakat di desa bisa bekerja dan mendapatkan penghasilan. Dengan prinsip padat karya, masyarakat desa bisa mendapatkan cash for work. Bayangkan kata dia, kalau tidak ada program Dana Desa, jumlah pengangguran di desa mungkin bisa lebih banyak dari saat ini.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
"Cash for work ini membantu menciptakan 5 juta part time job selama 2 bulan antara musim tanam dan musim kurang," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Dia pun membeberkan apa saja manfaat dari Dana Desa selama ini. Selain mengurangi angka kemiskinan, program Dana Desa mampu menurunkan stunting hingga menaikkan GDP masyarakat desa.
"Stunting turun, stunting ini kan sebabnya karena enggak ada MCK, sanitasi, Dana Desa sediakan semuanya. GDP akibat Dana Desa juga meningkat kan, dari tahun 2014 hanya Rp 574 ribu sekarang Rp 804 ribu. Pengurangan kemiskinan desa di tahun ini juga lebih kecil, di desa 1,2 juta (jiwa) di kota cuma 580 ribu (jiwa)," bebernya.
Sebagai catatan, pemerintah telah mengucurkan anggaran untuk program Dana Desa sebesar Rp 187 triliun. Program Dana Desa bertujuan untuk mengurangi tingkat kemiskinan di perdesaan.
Adapun rinciannya adalah di tahun 2015, anggaran yang digelontorkan untuk program ini mencapai Rp 20,76 triliun. Sedangkan pada tahun 2016 alokasinya naik menjadi Rp 46,98 triliun dan di tahun 2017 serta 2018 menjadi Rp 60 triliun.
ADVERTISEMENT
Sementara itu di tahun 2019, pemerintah mengalokasi anggaran untuk program Dana Desa sebesar Rp 73 triliun. Namun pemerintah dan DPR sepakat untuk memangkas anggaran Dana Desa sebesar Rp 3 triliun yang akan dialokasikan untuk program Dana Kelurahan.