Nadiem Makarim Dipanggil Jokowi, Jadi Menteri atau Wakil Menteri?

21 Oktober 2019 11:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendiri & CEO GoJek, Nadiem Makarim. Foto: REUTERS / Darren Whiteside
zoom-in-whitePerbesar
Pendiri & CEO GoJek, Nadiem Makarim. Foto: REUTERS / Darren Whiteside
ADVERTISEMENT
Pendiri yang juga CEO Gojek, Nadiem Makarim, bertandang ke istana kepresidenan Jakarta, Senin (21/10). "Saya dipanggil Presiden," katanya singkat, menjawab pertanyaan wartawan.
ADVERTISEMENT
Sebelum dilantik menjadi Presiden untuk periode kedua (2019-2024), Sabtu (20/10) kemarin, Jokowi memang menyatakan akan memperkenalkan calon menteri-menterinya ke publik. "Sudah rampung, sudah selesai. Nanti besok pagilah nanti saya kenalkan," ucap Jokowi di Istana Kepresidenan sebelum ke MPR.
Kehadiran Nadiem ke istana, menegaskan jalannya untuk masuk ke kabinet pemerintahan Jokowi periode kedua. Namanya santer disebut sebagai calon Menteri Investasi dan Ekonomi Digital. Tapi sumber lain kumparan menyebutkan, dia akan menjadi Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika.
Salah satu program Kementerian Kominfo di periode ini, adalah mencetak 1.000 startup digital. Hal itu dicanangkan melalui program Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital. Bicara soal startup Indonesia, memang tak bisa dipisahkan dari sosok Nadiem sebagai pendiri dan CEO Gojek.
ADVERTISEMENT
Gojek kini menjadi startup digital terbesar di Indonesia. Tak hanya menjadi unicorn (memiliki valuasi USD 1 miliar), bahkan nilai pasarnya (valuasi) sudah sekelas decacorn (valuasi USD 10 miliar).
Soal unicorn pernah ditanyakan Jokowi dalam debat Capres putaran kedua, kepada Prabowo Subianto. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Istilah ‘unicorn’ pernah jadi perbincangan bahkan menjadi trending nomor 1 dunia di twitter. Dalam salah satu sesi debat Pilpres, Jokowi kepada Prabowo menanyakan, “Infrastruktur apa yang akan Bapak bangun untuk mendukung perkembangan unicorn Indonesia?”
Hotel Melia di Hanoi, Vietnam, jadi saksi kedekatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Nadiem Makarim. Jam menunjukkan hampir pukul tiga sore hari itu, Rabu, 12 September 2018. Jokowi hadir di hotel Melia untuk meluncurkan Goviet.
Demi acara peluncuran tersebut, Jokowi sesaat meninggalkan acara World Economic Forum (WEF), yang tengah diikutinya. Goviet merupakan brand ojek online yang dikembangkan Gojek di Vietnam. Selain di Vietnam, Gojek juga telah mengaspal di Singapura dan Thailand.
Presiden RI, Joko Widodo dan CEO Gojek, Nadiem Makarim bertemu dengan kumparan usai hadiri launching Go-Viet di Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Ide Nadiem mendirikan Gojek, bermula dari kegandrungannya menggunakan ojek, untuk menembus kemacetan Jakarta. Kebutuhan itu membawa Nadiem pada kekesalan. Kesal karena tak ada standar tarif ojek untuk suatu jarak tertentu. Juga kesal karena ojek tak bisa dipesan, padahal tak semua lokasi memiliki pangkalan ojek.
ADVERTISEMENT
Kekesalan itulah yang mendorong pemegang gelar MBA dari Harvard Business School ini, mendirikan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa yang menaungi Gojek. “Jadi ide awalnya adalah bagaimana menawarkan kendaraan bermotor yang paling cepat. Enggak cuma mengangkut orang, tapi juga mengirimkan barang dengan cepat," kata Nadiem Makarim dalam satu kesempatan.
Awalnya dikenal sebagai aplikasi ojek online, Gojek kini telah bertransformasi menjadi aplikasi super (Super apps) yang menawarkan beragam layanan. Gojek telah menjadi perusahaan raksasa, bukan hanya unicorn bahkan sudah mewujud decacorn. Yakni perusahaan yang valuasinya mencapai USD 10 miliar atau setara Rp 140 triliun. Angka tersebut menempatkan Gojek sebagai startup digital terbesar di Indonesia atau ketujuh di kawasan Asia.
Inovasi dan kesuksesan melahirkan decacorn pertama di Indonesia, membuat Nadiem Makarim diganjar penghargaan dari Nikkei Asia Prize ke-24. Pria 35 tahun itu menerima penghargaan untuk kategori Inovasi Ekonomi dan Bisnis, sebagai pebisnis paling inovatif se-Asia di 2019.
Pendiri dan CEO GOJEK Nadiem Makarim (kanan) memberi sambutan dalam acara penyerahan penghargaan Nikkei Asia Prize. Foto: GOJEK
Setahun sebelumnya, Bloomberg memasukkan Nadiem ke dalam daftar Bloomberg 50. Yakni nama-nama yang memiliki pencapaian sangat penting. Mereka berasal dari berbagai bidang, seperti bisnis, hiburan, keuangan, politik, serta sains dan teknologi.
ADVERTISEMENT
Dengan semua pencapaian itu, Nadiem Makarim dianggap layak masuk kabinet Jokowi untuk periode kedua ini. "Nadiem saya melihat figur yang sangat kuat, kompeten. Kalau mau berdedikasi untuk negara silakan dan saya rasa luar biasa ada generasi muda seperti Nadiem yang mau,” kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Wijaya Kamdani.