Pembatasan Ekspor Dongkrak Harga Karet

12 April 2019 17:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pohon karet Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pohon karet Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
ADVERTISEMENT
Pembatasan jumlah ekspor karet yang dilakukan oleh pemerintah sebanyak 98.160 ton telah dilakukan. Jumlah batasan ekspor karet ini ditentukan berdasarkan keputusan International Tripartite Rubber Council (ITRC).
ADVERTISEMENT
Selain Indonesia, Malaysia juga menahan ekspornya sebesar 15,6 ribu ton dan Thailand sebesar 126.240 ton. Meski perlahan, namun para petani karet ternyata mulai merasakan dampak kenaikan harga.
Kepala Desa Bahdamar, Kecamatan Dolok Merangir Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Mislan Purba menyampaikan, saat ini harga karet alam mulai terkerek naik. Di tingkat pabrik misalnya, harga naik sebesar Rp 300 per kilogram (kg) menjadi Rp 19.700 per kg dari sebelumnya hanya berkisar Rp 19.400 per kg.
"Harga ini mulai berlaku per 12 April sampai dengan 15 April 2019," katanya saat dihubungi kumparan, Jumat (12/4).
Sementara itu, sebelumnya pada 5 April hingga 8 April, harga karet alam di pabrik dibanderol sebesar Rp 19.100 per kg. Meningkat sebanyak Rp 300 per kg dari Rp 18.800 per kg.
Ilustrasi pohon karet Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Sementara itu, di tingkat petani sendiri, harga karet alam terpantau juga naik. Sebelum kebijakan tersebut, harga karet alam per kg mencapai Rp 6.500.
ADVERTISEMENT
"Sekarang harga karet alam di petani itu mencapai Rp 7.500 hingga Rp 8.000 per kg. Kalau harga karet di pabrik naik, di tingkat petani juga pasti naik," katanya.
Kebijakan pembatasan ekspor ini tertuang dalam perjanjian Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) oleh International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang ditandatangani oleh tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Ketiga negara ini sepakat untuk mengurangi jumlah ekspor karet sebesar 240 ribu ton karena harga karet anjlok.
Dari catatan Kemendag, nilai ekspor karet alam Indonesia ke dunia turun dengan tren 9,04 persen pada periode 2013-2017, namun volume ekspornya tidak berubah signifikan. Sedangkan, AETS telah beberapa kali dilaksanakan dan berdampak cukup efektif dalam perbaikan harga karet. Setelah pelaksanaan AETS tahun 2016, nilai ekspor karet membaik pada 2017 menjadi USD 5,59 miliar dengan volume ekspor naik menjadi 3,28 juta ton.
ADVERTISEMENT
Pada 2018, nilai ekspor mengalami penurunan menjadi USD 4,17 miliar dengan volume ekspor 2,95 juta ton. Hal ini merupakan dampak dari pelaksanaan AETS di awal tahun 2018. Sementara pada Januari 2019, nilai ekspor karet alam tercatat sebesar USD 273 juta dengan volume ekspor mencapai 210,37 ribu ton.