Peremajaan Karet Sangat Mendesak, Ada Usulan Didanai BPDP Kelapa Sawit

Perkebunan karet. (Foto: Dok. Wikimedia)

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan peremajaan pada karet sangat mendesak untuk dilakukan. Terkait itu, ia merencanakan bakal segera membuat konsep peremajaan karet yang dikomunikasikan dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan).

"Peremajaan karet itu kita akan tawarkan dia akan diremajakan dengan karet seluruhnya, atau bisa kita campur pakai kopi atau kakau, tapi ya enggak bisa enggak semuanya gak mau karet, ya jangan begitu, ya boleh entah sepertiga entah lebih sedikit, boleh pilihannya kopi atau kakau," katanya ketika ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (21/11).

Darmin tak memungkiri, peremajaan karet selama ini masih terbilang kesulitan soal dana. Namun, ia menyebut karet masih memiliki nilai guna utamanya pada kayunya yang bisa dimanfaatkan.

Untuk itu, ada usulan bahwa program peremajaan karet akan ditalangi dulu oleh dana sawit yang tersimpan di Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Namun usulan ini akan dibahas terlebih dahulu antara Kementan dan Kementerian Keuangan.

Penyadap karet di Jambi (Foto: Wahdi Septiawan/Antara)

"Kita akan cari jalan apakah nanti kita bicara sama menteri keuangan apakah pinjam dulu dananya BPDP, nanti diganti. Tapi intinya memang karet itu mendesak juga untuk diremajakan," tegasnya.

Sementara itu untuk kelapa sawit, program peremajaan tetap akan diteruskan. Prioritasnya adalah kebun kelapa sawit yang dimiliki oleh petani kecil.

"Kita minta supaya kalau bertambah di suatu daerah jangan cuma bertambah, lokasinya juga harus jelas. Supaya kita bisa memonitornya dengan baik," jelasnya.

Pemerintah memang menargetkan peremajaan kebun karet rakyat pada 2018 ini. Program ini menyusul peremajaan kebun sawit rakyat, yang mulai dilakukan tahun 2017 lalu. Data Ditjen Perkebunan Kementan menunjukkan, 722 ribu hektare (ha) dari 3,6 juta hektare kebun karet di Indonesia perlu peremajaan.

Akibat usia perkebunan yang sudah tua, produktivitas perkebunan karet rakyat di Indonesia hanya 1 ton getah karet per hektare. Sementara di Thailand, Malaysia atau Vietnam, dari setiap hektare sudah bisa menghasilkan 2 ton getah karet.