Polemik Tarif Tol Indonesia Termahal di Asia Tenggara

9 Februari 2019 9:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalan Tol Bocimi Foto: Soejono Eben/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jalan Tol Bocimi Foto: Soejono Eben/kumparan
ADVERTISEMENT
Tim kampanye Prabowo-Sandi melalui juru bicara mereka, Rendra Ratu Prawiranegara mengungkapkan, rata-rata biaya pembangunan tol 2 lajur di Indonesia mencapai Rp 100 miliar per kilometer (km). Biaya itu 3 kali lebih mahal dari rata-rata di Thailand.
ADVERTISEMENT
Mahalnya biaya pembangunan itu berimbas pada tarif tol. Menurut perhitungan Rendra rata-rata tarif tol di Indonesia mencapai Rp 1.300 per km, paling mahal di kawasan Asia Tenggara.
Sebagai pembanding, tarif tol di Malaysia Rp 492 per km, Thailand Rp 440 per km, Singapura Rp 778 per km, Vietnam Rp 1.200 per km, Filipina Rp 1.050 per km. Fakta tarif tol mahal pun mulai menjadi perbincangan banyak pihak. Ada yang setuju, ada pula yang ramai menolak. Berikut kumparan merangkum soal polemik tarif tol termahal se-ASEAN. 1. Diprotes Asosiasi Logistik
Tingginya tarif tol Trans Jawa menjadi keluhan para pelaku usaha di bidang logistik. Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) pun meminta pemerintah mengkaji kembali besaran tarif Tol Trans Jawa. Pasalnya, pembiayaan angkutan truk naik hingga dua kali lipat.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa bandingkan, bahwa selama ini hanya sekitar Rp 500 ribu, sekarang Rp 1 juta lebih," ungkap Wakil Ketua Aptrindo Nofrisel di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (6/2).
Dengan komponen seperti ini, maka terlihat bahwa komponen tarif tol berpengaruh cukup signifikan terhadap struktur biaya logistik. Untuk itu menurut Nofrisel, jika besaran tarif ini tak ditinjau lagi, maka banyak anggotannya yang tidak akan menggunakan tol. Mereka pun bakal lebih memilih jalur Pantura. 2. Dikritik YLKI
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan representasi pemangku kepentingan lain menyorot beberapa hal utama terutama soal tarif tol yang dianggap kemahalan.
Secara keseluruhan tarif tol Trans Jawa masih dirasa mahal, baik untuk kendaraan pribadi dan atau angkutan truk. Akibat dari hal ini, volume trafik di jalan Tol Trans Jawa, masih tampak sepi, lengang bak bukan jalan tol.
ADVERTISEMENT
Mahalnya harga tol Trans Jawa terutama terjadi selepas ruas Pejagan. Oleh karena itu, usulan agar tarif Tol Trans Jawa dievaluasi/diturunkan, menjadi hal yang rasional.
"Masih sepinya jalan tol Trans Jawa, jelas dipicu oleh tarif tol yang mahal itu," kata Ketua YLKI Tulus Abadi dalam keterangan tertulis, Jumat (8/2).
Tulus melanjutkan, Tol Trans Jawa juga terancam gagal menjadi instrumen untuk menurunkan biaya logistik, sebab mayoritas angkutan truk tidak mau masuk ke dalam jalan tol.
Jalan Tol Bocimi Foto: Soejono Eben/kumparan
3. Ditanggapi Pemerintah
Menurut Chief Executive Officer (CEO) Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA) Bappenas Ekoputro Adijayanto, apabila melihat tarif tol tiap negara harus memperhatikan juga tahun pembangunannya.
“Tahun pembuatan (tol) berpengaruh sekali terhadap tarif tol itu sendiri," ucapnya saat ditemui di Hotel Aloft, Jakarta, Jumat (8/2).
ADVERTISEMENT
Dia menyebut, tol di Indonesia yang selesai dibangun pada rentang 2015-2018 mencapai 616 km, sementara tol yang selesai dibangun pada 1978-2014 sepanjang 242 km. Semakin baru, makin mahal pula biaya pembangunannya. 4. Penjelasan Pengelola Tol
Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) bersedia untuk menurunkan tarif tol asal pemerintah memberikan kompensasi, baik berupa penambahan masa kelola tol atau konsesi, maupun insentif lainnya.
“Kalaupun pemerintah mau menyesuaikan tarif, tentu pemerintah harus memberikan kompensasi," kata Sekretaris Jenderal ATI, Kris Ade Sudiyono kepada kumparan, Jumat (8/2).
Dia menyebut, kompensasi itu harus diberikan karena tarif diatur dalam perjanjian rencana bisnis saat lelang pengerjaan. Tujuannya agar investasi yang dikeluarkan badan usaha bisa kembali.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), Agus Setiawan menjelaskan tarif itu dihitung berdasarkan rasio pengembalian investasi dengan rumus volume lalu lintas dikali tarif. "Jadi saat perhitungan rencana bisnis itu semakin tinggi volume lalu lintas, memungkinkan tarif yang diajukan saat tender investasi lebih rendah. Begitu sebaliknya," ucapnya.
Pun jika menang tender, tol itu tak lantas menjadi milik badan usaha itu, melainkan badan usaha itu diberikan hak kelola sekitar 35-50 tahun. Maka semakin lama hak kelola yang diberikan, otomatis tarif bisa makin murah. Selain itu ada penyesuaian tarif setiap 2 tahun berdasarkan laju inflasi.