RI yang Gigih Paksa China Buka Kembali Impor Sarang Burung Walet

17 Februari 2018 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sarang Burung Walet. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sarang Burung Walet. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2017, nilai ekspor sarang burung walet (SBW) Indonesia ke China meningkat 175% dibandingkan tahun 2016. Nilainya mencapai USD 87,45 juta atau Rp 1,16 triliun (kurs Rp 13.300).
ADVERTISEMENT
Nilai ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pengekspor terbesar sarang burung walet ke China, mengalahkan Malaysia dan Thailand yang nilai ekspornya masing-masing sebesar USD 35 juta dan USD 3.398. Indonesia juga menguasai 71% segmen pasar sarang burung walet dunia.
Sarang burung walet. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sarang burung walet. (Foto: Dok. Istimewa)
Kepala Sub Bidang Produk Hewan Ekspor dan Antar Area Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Esmiralda Eka Fitri menceritakan cukup sulit untuk memaksa China membuka kembali impor sarang burung walet asal Indonesia. Terlebih lagi, China dikenal sebagai negara tertutup dalam hal perdagangan internasional.
"Sehingga untuk melakukan ekspor langsung ke China bukanlah hal yang mudah," kata dia saat bercerita kepada kumparan (kumparan.com), Sabtu (17/2).
Hal ini diperparah karena di akhir tahun 2003, Indonesia terserang wabah flu burung (avian influenza) sehingga beberapa negara mitra dagang menutup rapat-rapat produk unggas asal Indonesia. Namun Indonesia segera melakukan tindakan pengendalian sehingga avian influenza di Indonesia tertangani dengan baik.
ADVERTISEMENT
Atas dasar itu, pada tahun 2012, pemerintah China dan Indonesia mencapai kesepakatan dalam sebuah protokol Persyaratan Higienitas, Karantina dan Pemeriksaan untuk Importasi Produk Sarang Burung Walet dari Indonesia ke China (Protocol of Inspection, Quarantine and Hygiene Requirements for the Importation of Bird Nest Products from Indonesia to China). Protokol ini ditandatangani di Beijing pada April 2012 lalu yang memuat persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh Indonesia agar sarang burung waletnya bisa diekspor langsung ke China.
"Sejak 2012, Badan Karantina Pertanian selaku pemerintah Indonesia melakukan bimbingan teknis kepada pelaku usaha dalam menyiapkan tempat pemrosesannya agar sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan China, sehingga awal tahun 2015 ekspor perdana sarang burung walet Indonesia diberangkatkan ke China dan dapat diterima dengan baik oleh China," sebutnya.
ADVERTISEMENT