Rini Tanggapi Protes Soal Holding BUMN Penerbangan: Masih Dibicarakan

16 April 2019 15:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri BUMN Rini Soemarno dalam pembukaan Halal Park kawasan Halal Indonesia, di GBK, Jakarta, Selasa (16/4). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri BUMN Rini Soemarno dalam pembukaan Halal Park kawasan Halal Indonesia, di GBK, Jakarta, Selasa (16/4). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Serikat Pekerja Angkasa Pura II (Sekarpura II) mempertanyakan kebijakan Menteri BUMN Rini Soemarno yang berencana membentuk holding BUMN penerbangan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan salinan surat yang diterima kumparan, Sekarpura II mempertanyakan urgensi holding ini untuk segera dilakukan. Kemudian dampak positif konkret apa yang akan dilakukan Kementerian BUMN terhadap AP II saat holding ini terbentuk.
Merespons hal itu, Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku pihaknya masih mengkaji pembentukan holding BUMN penerbangan. Dampak positif maupun negatif holding ini masih dipelajari.
“Semua lagi dilihat, Kita membuat tim. Itu masih dibicarakan, positif negatifnya. Ini memang memakan waktu,” kata Rini ketika ditemui di kawasan GBK, Jakarta, Selasa (16/4).
Sementara itu, Presiden Direktur PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menegaskan, Sekarpura II tak menentang pembentukan holding, hanya mempertanyakan saja. Katanya, surat dari Sekarpura II sudah dijawab.
"Saya ralat, bukan penolakan. Mempertanyakan. Karena mereka mengirimkan surat, dan suratnya sudah dijawab. Clear," kata Awaluddin.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, Sekarpura II juga akan dilibatkan dalam kajian pembentukan holding BUMN penerbangan. "Makanya sekarang mereka memposisikan akan bersama-sama manajemen, melakukan kajian bersama, melakukan pengawalan bersama, dan juga melakukan mitigasi risiko bersama, nah nanti masuk ke joint team. Saya sendiri sudah bilang ke teman-teman, ya kita masuk saja bareng-bareng," ujarnya.
Awaluddin sendiri berpendapat bahwa holding BUMN penerbangan akan membesarkan AP II dan BUMN lainnya. Holding serupa sudah dibuat oleh Malaysia, Singapura, hingga Uni Emirat Arab. Menurutnya, tak ada yang perlu dikhawatirkan.