Sejak Awal Tahun, Kepemilikan BI di SBN Capai Rp 67,8 Triliun

24 Juli 2018 16:35 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bank Indonesia. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) mencatat kepemilikan di Surat Berharga Negara (SBN) sejak awal tahun hingga 23 Juli sudah mencapai Rp 67,8 triliun (year to date/ytd). Kepemilikan tersebut terdapat di pasar keuangan, baik primer maupun pasar sekunder.
ADVERTISEMENT
Pasar primer adalah pasar perdana atau penawaran instrumen untuk pertama kalinya kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer), sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah merinci, kepemilikan BI untuk SBN di pasar primer sebesar Rp 47,14 triliun (ytd). Sementara, di pasar sekunder sebesar Rp 20,7 triliun (ytd)
“Di pasar primer, BI menjadi peserta non-competitive bidding, jadi tidak mempengaruhi yield-nya,” kata Nanang di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Selasa (24/7).
Sementara di pasar sekunder, pembelian SBN ini adalah untuk melakukan intervensi ganda (pasar valas dan SBN). Hal ini guna menstabilkan nilai tukar rupiah.
Nanang menjelaskan, arah ke depannya BI akan menggunakan SBN untuk mengelola likuiditas. Namun demikian, hal tersebut belum bisa dilakukan dalam waktu yang dekat lantaran dinamika pasar yang besar.
ADVERTISEMENT
“Kami hanya di sekunder saat ada tekanan kurs. Saat tenang, biarkan market yang bekerja. BI kalau masuk selalu jaga attractiveness-nya,” katanya.