Sri Mulyani Akan Investigasi Pajak Buku Impor di Big Bad Wolf
PerbesarADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani akan investigasi buku impor di pameran Big Bad Wolf (BBW) Book Sale 2019. Hal ini lantaran buku-buku yang dijual di BBW terlalu murah jika dibandingkan di toko buku impor dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Saya terus terang kalau soal itu harus investigasi. Karena banyak sekali, saya juga suka buku, saya juga memperhatikan buku-buku yang dijual, di dalam marketplace, bahkan yang dijual secara fisik, ada perbedaan-perbedaan," ujar Sri Mulyani di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/3).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga akan mengecek praktik impor buku yang dilakukan di pameran BBW tersebut. "Nanti kita lihat bagaimana praktik di keseluruhan ini," kata dia.
Sementara itu, Dirjen Bea dan Cukai Kemenkeu, Heru Pambudi, juga akan mengecek pameran buku BBW. Menurut dia, jika buku yang dijual kategori ilmu pengetahuan, tak akan dikenakan bea masuk, Pajak Pertambahan Nilai, maupun Pajak Penghasilan Impor.
Hal tersebut berdasarkan Surat Edaran (SE) Dirjen Bea Cukai Nomor 16 Tahun 2013 tentang Penegasan Pelayanan Importasi Buku Ilmu Pengetahuan. Adapun yang termasuk buku ilmu pengetahuan yaitu buku pelajaran umum, pelajaran agama, dan kitab suci.
"Nanti saya cek laporannya. Untuk bea masuk buku nol semua buku pengetahuan. Nah buku pengetahuan kan pengertiannya luas, makanya nanti kita cek," katanya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelusuran kumparan, harga buku impor yang dijual Big Bad Woolf memang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan harga di toko yang khusus menjual buku impor.
Sebagai contoh, buku biografi Steve Jobs yang ditulis Walter Isaacson dijual seharga Rp 75.000, ini juga tertera di laman resmi BBW (bigbadwolfbooks.com). Sementara di Periplus (www.periplus.com) harga buku tersebut dijual Rp 494.000 (paperback).
Selanjutnya, buku biografi The Beatles karya Hunter Davies dijual di BBW hanya Rp 110.000, sementara di Periplus sebesar Rp 493.000 (paperback).