Sri Mulyani Minta Bank Hapuskan Kredit Nasabah Korban Bencana Sulteng
ADVERTISEMENT
Pemerintah memperkirakan penanganan bencana alam yang terjadi di Donggala, Palu, dan sekitarnya di Sulawesi Tengah, akan menghabiskan waktu selama tiga bulan ke depan. Baru setelahnya, perekonomian di Sulawesi Tengah bisa berangsur membaik.
ADVERTISEMENT
Untuk memulihkan perekonomian di wilayah tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta perbankan memberikan keringanan bagi masyarakat yang menjadi korban bencana alam di Sulteng tersebut. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi pelaku usaha ultra mikro untuk membantu perekonomian.
"Kalau measure kembalikan ekonomi, sama seperti sebelumnya. Semua kredit-kredit perbankan bisa dihapuskan, sehingga tidak timbulkan beban. Kami juga akan tambah apakah ultra miro KUR di-direct ke situ. Kalau konstruksi, kami lihat siapa kontraktornya sehingga bisa timbulkan kegiatan ekonomi," kata Sri Mulyani di Aula Mezzanine Kemenkeu, Jakarta, Rabu (3/10).
Dia menjelaskan, saat ini fokus pemerintah adalah menyelamatkan dan memastikan korban dalam keadaan yang aman, baik itu tempat penampungan sementara hingga pasokan makanan dan minuman.
ADVERTISEMENT
"Untuk saat ini emergency yang diperkirakan Pak Wapres memakan waktu tiga bulan bagaimana selamatkan nyawa, dari masyarakat itu bisa dapatkan temporary shelter, terutama yang rumahnya habis akan jadi fokus kita dalam tiga bulan ini," jelasnya.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mencairkan dana darurat bencana (dana on call) sebesar Rp 560 miliar untuk bencana alam di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.
Selain itu, bendahara negara juga menambah Rp 500 miliar untuk bantaun pada bencana tersebut. Sehingga total dana yang dikeluarkan pemerintah untuk bencana di Sulawesi Tengah itu melalui pos Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebesar Rp 1,06 triliun.