Susi Angkat IUU Fishing dan Perubahan Iklim di Our Ocean Conference

17 Oktober 2018 14:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu RI Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) saat konferensi pers Our Ocean Conference 2018 di Gedung Mina Bahari IV KKP, Rabu (17/10/2018). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menlu RI Retno Marsudi (kiri) dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) saat konferensi pers Our Ocean Conference 2018 di Gedung Mina Bahari IV KKP, Rabu (17/10/2018). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menjadi tuan rumah gelaran Our Ocean Conference 2018 (OOC 2018), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memaparkan sejumlah manfaat bagi Indonesia. Salah satunya adalah bebasnya Indonesia menentukan topik bahasan yang akan diangkat dalam konferensi.
ADVERTISEMENT
“Banyak sekali keuntungan yang akan kita dapatkan. Keuntungan ini tidak bisa kita lihat seperti membalikkan telapak tangan, karena nilainya itu bernilai tinggi sekali,” katanya saat ditemui di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Rabu (17/10).
Susi mencontohkan saat Indonesia jadi tuan rumah, maka Negara-negara delegasi yang datang akan mendengar dan serius menanggapi isu penting yang selalu diangkat, yakni IUU Fishing. Ini jadi salah satu keuntungan tersendiri bagi Indonesia, sebab tidak sedikit dari Negara lain yang berusaha untuk menjarah kekayaan laut dalam negeri.
“Selain itu juga, diplomasi maritim secara ekonomi juga ada. Ikan ini kan selalu bermigrasi. Mereka enggak bisa diatur. Mereka ikan asal Indonesia tapi saat bertelur ternyata di laut negara lain. Kita harus duduk bersama perwakilan negara lain untuk melindungi telur-telur ikan ini supaya jangan sampai habis saat ada di laut mereka. Itu keuntungan yang besar,” tambahnya lagi.
ADVERTISEMENT
Our Ocean Conference 2018. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Our Ocean Conference 2018. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
Sebagai tuan rumah juga, Indonesia dikatakan Susi bisa lebih lantang dalam memaksa dan menyuarakan kepentingan sektor kelautan dalam negeri ke negara lain. Hal ini karena Indonesia merupakan leaders atau pemimpin saat menjadi tuan rumah OOC 2018.
“Suara kita itu lebih didengar. Kita ngomong soal IUU Fishing dan climate change, orang akan dengar. Otomatis itu akan diapresiasi dan diikuti oleh masyarakat. Kita akan mendapat perhatian dari negara lain. Produktivitas kita meningkat karena mudah menyampaikan kepentingan negara soal laut di situ,” tambahnya.
Sebagai informasi, Indonesia akan jadi tuan rumah perhelatan Our Ocean Conference (OOC) pada 29 hingga 30 Oktober mendatang di Nusa Dua, Bali. Ini merupakan gelaran kelima kalinya setelah sebelumnya OCC ke-4 digelar di Malta pada 5 hingga 6 oktober 2017. Sejak tahun 2014, konferensi ini mengundang pemimpin-pemimpin dunia kelautan yang berkomitmen melakukan perubahan bersama guna mengubah tantangan menjadi peluang kerja sama, inovasi, dan keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
Susi menambahkan per 16 Oktober kemarin, sudah ada sebanyak 1.696 delegasi yang mendaftar. Beberapa diantaranya ada kepala negara dan menteri dari negara delegasi.