Susi: Yang Tidak Sukseskan Our Ocean Conference Saya Tenggelamkan

17 Oktober 2018 12:47 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Susi Pudjiastuti (kanan) saat konferensi pers Our Ocean Conference 2018 di Gedung Mina Bahari IV KKP, Rabu (17/10/2018). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Susi Pudjiastuti (kanan) saat konferensi pers Our Ocean Conference 2018 di Gedung Mina Bahari IV KKP, Rabu (17/10/2018). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan Our Ocean Conference (OOC) pada 29 hingga 30 Oktober mendatang di Nusa Dua, Bali. Ini merupakan gelaran kelima kalinya setelah sebelumnya OCC ke-4 digelar di Malta pada 5 hingga 6 oktober 2017.
ADVERTISEMENT
Sejak tahun 2014, konferensi ini mengundang pemimpin-pemimpin dunia kelautan yang berkomitmen melakukan perubahan bersama guna mengubah tantangan menjadi peluang kerja sama, inovasi, dan keberlanjutan.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti, mengatakan pihaknya sangat bangga menjadi tuan rumah dari gelaran OOC 2018. Hal ini, lanjutnya, sebagai kesempatan untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia di sektor kelautan dan pembangunan ekonomi kemaritiman.
“KKP di sini terus bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk memastikan kalau kita itu tidak jadi negara paling belakang di sektor kemaritiman. Dan jadi tuan rumah OOC, ini jadi kesempatan kita. Bisa dibilang, kerja sama KKP dan Kemenlu ini adalah duet maut,” katanya saat ditemui di Acara Konferensi Pers Our Oceam Conference 2018 di Gedung KKP, Jakarta, Rabu (17/10).
Menteri Susi Pudjiastuti (kanan) saat konferensi pers Our Ocean Conference 2018 di Gedung Mina Bahari IV KKP, Rabu (17/10/2018). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Susi Pudjiastuti (kanan) saat konferensi pers Our Ocean Conference 2018 di Gedung Mina Bahari IV KKP, Rabu (17/10/2018). (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
Dalam gelaran OOC 2018 nanti, Susi mengatakan akan fokus untuk melakukan tracking dari setiap komitmen negara-negara yang terlibat. Misalnya, Indonesia menargetkan bentuk kawasan konservasi sebesar 20 juta hektare pada tahun 2020, maka di OOC akan dibahas sudah sejauh mana Indonesia berhasil melakukan upaya untuk mencapainya.
ADVERTISEMENT
“Jadi tidak hanya omongan saja. Saya tidak suka kalau konferensi itu hanya ngomong tanpa ada komitmen yang konkret. Di sini, kita akan tracking semua, komitmen seluruh negara akan kita lihat sudah sejauh mana didapatkan,” katanya lagi.
Hingga saat ini, terkonfirmasi sudah ada 6 kepala negara dan 32 menteri yang menyatakan hadir. Adapun enam kepala negara itu dari negara Panama, Monacco, Palau, Nauru, Seycheiles, dan Micronesia.
“Makanya kita harus sukseskan sama-sama OOC 2018 ini. Yang tidak sukseskan, akan saya tenggelamkan,” timpal Susi sambil tertawa.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkap bahwa selain tracking komitmen, OOC juga akan menekankan isu kelautan yang selama ini gencar didorong KKP, yakni Illegal, Unreported, and Unregulated Fishing (IUU Fishing). Momen OOC 2018 dijadikan momentum untuk menjadikan kepentingan Indonesia soal IUU Fishing bisa dibahas di ranah Internasional.
ADVERTISEMENT
“Kita bisa melindungi laut dengan gelaran ini. IUU Fishing akan jadi topik utama yang penting dalam OOC nanti. Karena di OOC tidak hanya agreement saja, maka kita akan mencari solusi bersama bagaimana mengatasi masalah ini,” paparnya.