Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali beraksi lagi untuk menenggelamkan kapal pencuri ikan. Pada tahap awal, ada 26 kapal nelayan asing yang akan ditenggelamkan di Pontianak, Kalimantan Barat.
ADVERTISEMENT
Penenggelaman tersebut akan dilakukan dua kali, yakni sebanyak 13 kapal akan ditenggelamkan pada hari ini dan sisanya akan ditenggelamkan pada Minggu besok (5/5). Adapun 26 kapal pencuri ikan tersebut berasal dari Vietnam.
Susi mengatakan penenggelaman kapal pencuri ikan harus dilakukan, karena merupakan jalan keluar bagi persoalan praktik pencurian ikan di wilayah perairan Indonesia oleh nelayan asing.
"Sebenarnya ini (penenggelaman) way out yang sangat cantik bagi bangsa kita, menakutkan untuk bangsa asing. Penyelesaian dengan cara ini harus jadi pola," kata Susi dalam sambutannya di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (4/5).
Susi menyebut, penenggelaman ini merupakan amanah dari undang-undang sehingga harus dilakukan. Sebab, kata Susi, masalah praktik pencurian ikan atau illegal fishing saat ini sudah sangat memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
"Kadang kita ini terlalu mudah melupakan hal hal yang sebetulnya belum lama terjadi. Stok ikan kita puluhan juta ton turun jadi 7.1 juta ton di 2014, rumah tangga nelayan kita berkurang hampir separuhnya. 115 eksportir tutup karena kekurangan bahan baku. Dan lebih dari 10.000 kapal asing beroperasi di perairan kita seperti hal biasa," kata Susi.
"Jumlah nelayan turun, jumlah stok ikan turun, semua turun. Itu setelah ada izinnya kapal asing. Tapi izin dia satu buat 10 kapal. Izinnya satu kapalnya sama, warnanya sama," lanjutnya.
Ia pun menyinggung wacana untuk pelelangan kapal asing. Menurut dia, wacana itu tidak akan efektif. Sebab, beberapa kali kapal yang dilelang berhasil didapatkan kembali oleh warga negara asing dan digunakan lagi untuk mencuri ikan di perairan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tapi persoalannya kadang-kadang kita ragu, kita tidak confident. Baru dua tahun, oh kenapa enggak dilelang, kenapa enggak sayang itu barang ditenggelamkan. Sedangkan itu harga Rp 10 miliar, kalo dilelang Rp 1 miliar. Yang dicuri satu trip aja dia dapet Rp 3 miliar. Kamu sayang ga sama ikan kita? Sumber daya ekonomi kita?" tegas Susi.
Ia pun membeberkan dampak positif dari hasil penenggelaman kapal. Seperti stok ikan yang semakin berlimpah hingga neraca perdagangan ikan Indonesia menjadi nomor satu di Asia Tenggara. Ia pun menyinggung saat ini Indonesia sudah jadi suplier tuna terbesar di dunia.
"Dan terasa sekali (usai penenggelaman), neraca perdagangannya ketika kita lakukan ini maling pergi, stok ikan jadi 12,5 juta ton dari 7 juta ton. 2 tahun lalu kita cek lagi sudah naik jadi 13 ton lebih. Saya belum bisa umumkan tapi. Dan neraca perdagangan ikan kita nomor satu di Asia Tenggara. Yang selama ini (kita) belum pernah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Bersatulah, berkatalah, tenggelamkan sebagai satu satunya punishment pencuri ikan," pungkasnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji sepakat dengan langkah Susi dalam menenggelamkan kapal.
"Saya sebagai gubernur sangat mendukung keputusan seperti ini. Artinya cuma kadang perlu kita berikan suatu pemikiran supaya barang bukti ini cepat," ujarnya.
"Kalau perlu buat aturan, apakah pada putusan pertama itu final barang bukti dimusnahkan atau enggak perlu ke pengadilan langsung dimusnahkan. Orangnya di pengadilan, tapi barang bukti dimusnahkan," tukasnya.