Tahun Ini Indonesia Punya 20 Juta Hektare Kawasan Konservasi Laut

30 Oktober 2018 17:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hutan Mangrove Wonorejo, Surabaya (Foto: Flickr / Nelindah)
zoom-in-whitePerbesar
Hutan Mangrove Wonorejo, Surabaya (Foto: Flickr / Nelindah)
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah memutuskan untuk menargetkan 20 juta hektare wilayah perairan Indonesia menjadi kawasan Marine Protected Area (MPA) atau kawasan konservasi laut pada 2020. Kabar baiknya, tahun ini atau dua tahun sebelum jatuh tempo, Indonesia telah memenuhi target tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Riset Dan SDM (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja mengatakan kini pihaknya akan berfokus untuk tidak hanya lebih meningkatkan luas area namun juga fokus terhadap peningkatan kualitas MPA.
“Pertama, kami ingin bawa MPA lebih dekat dengan komoditasnya. Jadi di mana wilayah ikan suka bertelur atau memijah, kita jadikan MPA. Sehingga nanti ada MPA Napoleon, MPA Kerapu. Kalau dilindungi, memijahnya semakin bagus,” ungkap Sjarief di sela-sela Our Ocean Conference di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (30/10).
Sjarief mencontohkan di Natuna misalnya, ikan Napoleon dapat berkembang biak dengan baik karena kawasan tersebut sangat dilindungi. Artinya, MPA tersebut memang telah memenuhi kualitas paling baik. Sjarief mengatakan indikator dari peningkatan kualitas MPA tersebut adalah pertama, di setiap area semakin banyak ikan yang ditemukan. Kedua, kualitas airnya lebih baik. Ketiga, pertumbuhan terumbu karang dan segala biota bawah laut juga meningkat.
ADVERTISEMENT
Tak hanya mendekatkan MPA dengan komoditasnya, Sjarief juga mulai mengkaji faktor lain untuk bisa meningkatkan kualitas MPA. Sebab, beberapa MPA juga tercatat merupakan destinasi wisata.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
“Misalnya, Raja Ampat, itu kami sedang hitung berapa jumlah maksimum turis yang bisa datang dalam satu waktu. Kalau terlalu banyak yang datang dalam satu waktu, kira-kira bagus enggak?” ujarnya.
Meski demikian, Sjarief mengatakan program tersebut masih dikaji. “Itu masih kami kaji. Berapa jumlah turis maksimum. Karena hal itu mesti dijaga,” ujarnya.
Sebelumnya, pada pembukaan Our Ocean Conference 2018, Presiden Joko Widodo juga sempat melaporkan bahwa Indonesia telah memenuhi target MPA. “Tecapainya kawasan konservasi perairan sebesar 20 juta hektare pada 2018, dua tahun lebih cepat dari target 2020,” ujar Jokowi.
ADVERTISEMENT
Program MPA tersebut menurut Jokowi merupakan salah satu komitmen Indonesia untuk menjadi kekuatan maritim dunia. Selain MPA, Indonesia juga berkomitmen meningkatkan konektivitas melalui tol laut dengan memperkuat armada laut dan pembangunan 477 pelabuhan. Selain itu pemerintah juga fokus pada pengurangan polusi laut dengan target pengurangan sampah plastik di laut sebesar 70 persen pada 2025.
Sebagai catatan, di era Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, kawasan konservasi laut terus bertambah. Di tahun 2014 kawasan koservasi laut Indonesia masih 16,4 juta hektare. Angka itu kemudian tumbuh di 2015 menjadi 17,3 juta hektare, 2016 menjadi 17,98 juta hektare, dan di 2017 menjadi 19,14 juta hektare.