Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia di perkotaan dan perdesaan yang diukur gini ratio sebesar 0,382 pada Maret 2019. Angka ini menurun 0,007 poin dibandingkan Maret 2018 sebesar 0,391.
ADVERTISEMENT
Nilai gini ratio berada di antara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai gini ratio atau mendekati 1, maka mengartikan ketimpangan yang juga semakin tinggi.
"Gini ratio untuk mengukur ketimpangan di perkotaan dan desa jadi 0,382 di Maret ini, turun dibandingkan Maret 2018 yang 0,391," kata Kepala BPS Suhariyanto di Gedung Suhariyanto, Jakarta, Senin (15/7).
Jika dirinci lebih jauh, gini ratio selama Maret 2019 tersebut merupakan yang terendah selama masa pemerintahan Jokowi. Adapun di Maret 2014, gini ratio mencapai 0,406. Bahkan gini ratio kali ini merupakan yang terendah sejak 2012, baik pada Maret 2012 yang mencapai 0,410 maupun September 2012 yang sebesar 0,413.
Adapun gini ratio di perkotaan pada Maret 2019 sebesar 0,392, menurun dibandingkan periode yang sama di perdesaan sebesar 0,401. Begitu juga dengan gini ratio di perdesaan yang sebesar 0,317, turun dibandingkan Maret 2018 yang sebesar 0,324.
ADVERTISEMENT
Suhariyanto menuturkan, faktor yang mempengaruhi penurunan gini ratio secara nasional adalah kenaikan pengeluaran per kapita kelompok bawah dan menengah, lebih cepat dibandingkan kelompok atas.
Pada Maret 2019, persentase pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah sebesar 17,71 persen, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 17,29 persen. Hal ini mengartikan bahwa secara nasional telah terjadi perbaikan tingkat ketimpangan selama periode Maret 2018-Maret 2019.
Dibedakan menurut daerah, pada Maret 2019 persentase pengeluaran pada kelompok penduduk 40 persen terbawah di perkotaan adalah sebesar 16,93 persen. Sementara pengeluaran pada kelompok 40 persen terbawah di perdesaan tercatat 20,59 persen.
Berdasarkan ukuran Bank Dunia, tingkat ketimpangan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu ketimpangan tinggi jika persentase pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah angkanya di bawah 12 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara ketimpangan dianggap sedang jika persentase kelompok 40 persen terbawah sebesar 12-17 persen, serta ketimpangan termasuk dalam kategori rendah jika angkanya berada di atas 17 persen.
"Dengan demikian, menurut kriteria Bank Dunia, daerah perkotaan termasuk ketimpangan sedang, sementara perdesaan termasuk ketimpangan rendah," katanya.
Gini ratio tertinggi masih dipegang Provinsi D.I Yogyakarta sebesar 0,423. Sementara gini ratio terendah terdapat di Bangka Belitung sebesar 0,269.
Live Update