news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Aksi dan Ucapan Edy Rahmayadi yang Kontroversial Itu

20 Januari 2019 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) menyampaikan pidatonya didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Djoko Driyono dalam pembukaan Kongres PSSI 2019 di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019).  (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) menyampaikan pidatonya didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Djoko Driyono dalam pembukaan Kongres PSSI 2019 di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1/2019). (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
ADVERTISEMENT
Tepatnya 10 November 2016, PSSI berganti nahkoda. Adalah mantan Pagkostrad Edy Rahmayadi yang menjabat sebagai Ketua Umum PSSI menggantikan La Nyalla Mattalitti.
ADVERTISEMENT
Setelah keluar dari masa kelam, pembekuan organisasi dari pemerintah dan sanksi FIFA selama dua tahun, PSSI di bawah komando Edy Rahmayadi bertekad untuk berbenah. Penerapan Good Coorporate Governance menjadi landasan bagi PSSI untuk memulai reformasi.
Namun, bukannya reformasi malah kontroversi yang banyak muncul selama majunya Edy sebagai Ketua Umum PSSI. Masalah-masalah di tubuh federasi tetap menempel dan sulit sekali untuk dituntaskan.
Edy sebagai ketua malah hadir dengan celotehan dan perbuatannya yang 'menakjubkan'. Ya, komentarnya sekadar heboh dan tidak memberikan solusi atas masalah yang ada di tubuh PSSI. Maka, tak jarang Edy dan komentarnya menghiasi meme di media sosial.
Evan Dimas dan Ilham Udin Dianggap Tak Nasionalis
Tahun 2013 menjadi panggung untuk para pemain muda Indonesia. Tampil dalam kejuaraan Piala AFF di Sidoarjo, Indonesia yang kala itu ditukangi oleh Indra Sjafri berhasil keluar sebagai juara. Tidak hanya gelar yang ditorehkan oleh 'Garuda Muda'. Bibit muda juga berhasil dilahirkan oleh Timnas U-19 saat itu.
ADVERTISEMENT
Tak heran jika beberapa tahun berselang, pemain-pemain jebolan Timnas U-19 mendapat tawaran dari klub-klub lokal maupun di luar negeri. Termasuk dua pemain penting Timnas U-19 pada 2013, Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armaiyn.
Pemain andalan Bhayangkara, Evan Dimas. (Foto: Dok. Bhayangkara FC)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain andalan Bhayangkara, Evan Dimas. (Foto: Dok. Bhayangkara FC)
Pada 2017, kedua pemain itu dibidik oleh tim asal Malaysia, Selangor FA. Kedua pemain itu mendapat kontrak satu tahun untuk bisa bermain di Liga Super Malaysia.
Edy bukannya mendukung, tetapi malah mempertanyakan sikap kedua pemain tersebut. Mantan Pangkostrad itu mempertanyakan nasionalisme Evan dan Ilham.
“Siapa mereka (Selangor FA)? Seenaknya saja mengontrak-ngontrak,” kata Edy. “Kalau mata duitan, ya, repot juga kita. Enggak ada jiwa nasionalisme. Nanti akan saya kumpulkan segera,” tutur Edy.
Coach Itu Pelatih
ADVERTISEMENT
Pernyataan mengejutkan penuh kelakar keluar dari Edy Rahmayadi ketika ditanya soal Luis Milla. Ketika itu, Edy ditanya oleh para awak media perihal perpanjangan kontrak dari Luis Milla.
Seperti yang diketahui, Luis Milla meletakkan jabatannya usai gagal di Asian Games 2018. Ditargetkan masuk ke babak delapan besar, Milla hanya mampu mengantarkan anak buahnya samai di babak 16 besar.
Namun, desakan dari pecinta sepak bola membuat PSSI ingin meneruskan kontrak Luis Milla. Federasi lalu berjuang agar pelatih asal Spanyol itu kembali menukangi Timnas Indonesia.
Pelatih Timnas U-23, Luis Milla, memberikan instruksi kepada pemain saat menghadapi Taiwan. (Foto: Charlie/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas U-23, Luis Milla, memberikan instruksi kepada pemain saat menghadapi Taiwan. (Foto: Charlie/Antara)
Tak pernah ada titik terang dari negosiasi. PSSI menuding Milla enggan datang ke Indonesia, meski federasi juga dianggap tak bertanggung jawab dengan menunggak gaji Milla.
Melihat Milla yang tak kunjung datang, pewarta berita sempat melayangkan pertanyaan kepada Edy. Jawabannya di luar dugaan dan malah mengundang tawa.
ADVERTISEMENT
"Luis Milla sedang pendalaman. Kalau ada coach, coach itu pelatih, dia ada masa-masa pendalaman ilmu," ujar Edy Rahmayadi saat itu.
Menampar Pendukung PSMS
Selain sebagai Ketua Umum PSSI, Edy juga menjabat Dewan Pembina PSMS. Atas dasar itu, beberapa kali Edy hadir di Stadion Teladan, Medan, untuk menyaksikan PSMS berlaga.
Momen viral hadir saat Edy menyaksikan laga PSMS Medan menghadapi Persela Lamongan di ajang Liga 1, September 2018 lalu. Pada menit ke-65, Edy turun dari bangku kehormatan dan mendatangi pendukung PSMS yang menyalakan cerawat.
Selain itu, para pendukung PSMS juga meneriakkan nama Sekretaris Umum PSMS, Julius Raja, agar melepaskan jabatannya. Edy kemudian datang memakin pendukung PSMS tersebut dan menampar salah satu di antara mereka.
ADVERTISEMENT
Beberapa saat setelah video itu viral, Edy memberikan klarifikasi melalui akun Instagram. "Kita semua pasti menginginkan kedisiplinan dalam setiap laga sepak bola di Indonesia," tulisnya.
Wartawan Dilarang Bertanya
Ucapan nyeleneh Edy terlontar secara live dalam program 'Kompas Petang' di Kompas TV. Program tersebut sebenarnya membahas mengenai kematian pendukung Persija, Haringga Sirla, yang dikeroyok oleh oknum pendukung Persib Bandung.
Dalam acara tersebut, Edy kerap tidak sepakat dengan pembawa acara, Aiman Wicaksono. Salah satu contohnya, ketika Aiman menyebut pelaku pembunuhan merupakan tindakan yang biadab.
"Bukan biadab, ya. Rakyat Indonesia itu beradab. Jangan mengadili karena pihak berwajib sedang menangani. Kita tetap yakin bahwa Bangsa Indonesia beradab," tutur Edy.
Puncaknya, Edy kesal ketika ditanya soal rangkap jabatan. Ya, dualisme jabatan yang dimiliki Edy memang sering kali menuai kritik dari publik. Maka saat itu, Aiman mencoba mempertanyakan itu kepada Edy.
ADVERTISEMENT
"Apa urusan Anda menanyakan itu? Bukan hak Anda bertanya kepada saya," jawab Edy dengan wajah datar.
Dari Edy untuk Wartawan
Akhir tahun 2018, Timnas Indonesia harus mendapatkan pil pahit. Ditargetkan menjadi juara, Timnas malah gagal di babak grup. Hanya satu kemenangan dan satu imbang dalam empat laga yang berhasil ditorehkan oleh anak asuh Bima Sakti.
Posisi keempat menjadi akhir dari kiprah Timnas Indonesia di ajang Piala AFF. Awak media yang penasaran coba bertanya kepada Edy Rahmayadi soal kegagalan Timnas berjuang di turnamen sepak bola terbesar se-Asia Tenggara itu.
Bukan jawaban serius, Edy malah menasihati para awak media. "Wartawan harus baik. Jadi kalau wartawannya baik, timnasnya baik," ucap Edy Rahmayadi.
ADVERTISEMENT
Jawaban dari Edy kemudian viral. Malah, nyanyian dengan lirik berbunyi "Wartawan harus baik" menggema di Gelora Bung Karno saat pertandingan terakhir Timnas Indonesia dan Filipina.