Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Apa, Sih, yang Bikin City Menang Besar atas Chelsea?
11 Februari 2019 7:34 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Manchester City menghantam Chelsea dengan skor 6-0. Ya, Anda tidak salah baca karena kejadian ini muncul pada pertandingan pekan ke-26 Premier League, Minggu (10/2/2019) malam WIB di Etihad Stadium.
ADVERTISEMENT
Dengan mudahnya City memberondong enam gol ke gawang Chelsea pada pertandingan tersebut. Terdengar janggal memang, apalagi Chelsea berhasil mengalahkan City dengan skor 2-0 pada pertemuan pertama di Stamford Bridge lalu.
Kekalahan itu juga menjadi yang perdana bagi City di ajang Premier League musim ini. Josep Guardiola menjadi sosok di balik kemenangan ini. Pelatih berkepala plontos itu seraya belajar dari kekalahan yang dialami oleh City pada pertemuan pertama. The Citizens tampil dengan sempurna dan mengembalikan mereka ke puncak klasemen Premier League saat ini.
Berikut ini faktor-faktor yang menurut kami berhasil membuat City bisa mengalahkan Chelsea.
Keberhasilan City keluar dari pressing Chelsea
Kendati tampil di Etihad Stadium, Chelsea tak takut. Seperti biasa, Maurizio Sarri selaku pelatih Chelsea memberikan instruksi untuk melakukan pressing kepada pemain City yang sedang menguasai bola.
ADVERTISEMENT
Strategi itu bisa dibaca dengan baik oleh Guardiola. Eks pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu menugaskan Ilkay Guendogan di tengah menemani Fernandinho. Keberadaan Guendogan diharapkan mampu memberi opsi lain bagi pemain belakang City melancarkan operan-operan pendek khas mereka.
Betul saja, Guendogan berhasil memerankan tugasnya dengan baik. Eks pemain Dortmund itu menjadi pemain yang memberikan umpan terbanyak kedua setelah John Stones dengan jumlah 77. Hebatnya, akurasi umpan pemain berpaspor Jerman ini juga tinggi. Tercatat, Guendogan berhasil melepaskan 97,4% umpan sukses.
Kehadiran Guendogan memang membuat City lebih banyak melakukan passing di daerah pertahanan mereka sendiri. Namun, pancingan tersebut membuat bek-bek Chelsea naik sehingga ruang terbuka sukses dimanfaatkan oleh anak buah Guardiola.
ADVERTISEMENT
Rapuhnya sayap-sayap Chelsea
Kesuksesan City menang telak juga tak terlepas dari andil lini belakang Chelsea yang bobrok--khususnya sisi tepi yang menjadi jalur City mencetak angka.
Perlu bukti? Tengok saja gol pertama City yang diciptakan oleh Raheem Sterling. Sebelum gol tercipta, Bernardo Silva yang berada di sisi kiri pertahanan Chelsea bisa bebas bak ikan di lautan lepas dan bisa memberikan umpan ke mulut gawang Chelsea.
Saat gol tersebut, Marcos Alonso yang ngepos di posisi tersebut alpa terhadap pergerakan Bernardo. Pun demikian dengan Ross Barkley atau Eden Hazard yang sejatinya membantu Alonso berpatroli di lini kiri Chelsea.
Eits, yang bobrok bukan hanya di kiri. Tepi kanan pertahanan Chelsea juga bolong. Cesar Azpilicueta kerap kali kewalahan meladeni kecepatan Sterling dan Oleksandr Zinchenko. Pedro Rodriguez yang berada di depan Azpilicueta yang tak banyak memberikan bantuan kepada pertahanan Chelsea.
ADVERTISEMENT
Lumpuhnya daya serang Chelsea
Mematikan Jorginho sama dengan mematikan Chelsea. Ungkapan itu menjadi sebuah fakta yang terjadi di lapangan. Seperti menghadapi Arsenal di pekan ke-22 lalu, Jorginho dimatikan dulu pergerakannya sehingga Chelsea sulit mengembangkan permainan.
Saat itu, Unai Emery memberi tugas kepada Aaron Ramsey untuk terus mengganggu Jorginho ketika pemain asal Brasil ini bersama bola. Hal tersebut dipelajari dengan saksama oleh Pep Guardiola dan berhasil.
Menghadapi City, Jorginho tak berdaya. Fernandinho, Guendogan, Kevin De Bruyne, dan Bernardo Silva sangat apik memutus dan mengawal Jorginho. Bahkan, nama yang disebut pertama sukses membuat 4 tekel, 4 intersep, dan 4 sapuan di pertandingan kali ini.
Gelandang-gelandang City tersebut berhasil membuat Jorginho tak bisa berbuat banyak. Bahkan, passing Jorginho--yang menjadi keunggulannya--hanya memiliki akurasi sebesar 83,3%. Catatan itu menjadi yang terendah untuk Jorginho selama kiprahnya di Premier League musim ini.
ADVERTISEMENT
Sergio Aguero
Tak lengkap rasanya jika kami tak memasukan nama Sergio Aguero dalam daftar faktor yang membuat City meraih kemenangan menghadapi Chelsea. Tiga gol yang dibuat penyerang asal Argentina itu menjadi bukti sahih kehebatannya di laga ini.
Tiga gol yang dibuat oleh Aguero menjadi yang kedua dalam minggu ini. Sebabnya, pekan lalu, eks pemain Atletico Madrid ini juga mencetak hattrick ke gawang Arsenal dalam kemenangan 3-1 City.
Well, kehebatan Aguero kali ini bukan terletak pada gol-golnya saja. Pergerakan menantu Diego Maradona itu juga merepotkan lini belakang dari The Blues. Aguero seraya mampu membaca titik lemah Chelsea.
Aguero tidak statis di kotak penalti saja. Penyerang berusia 30 tahun itu gemar bergerak ke sisi tepi untuk membuka ruang bagi gelandang-gelandang City. Gol pertama yang dicetak Aguero juga berasal dari pergerakannya di sisi kanan pertahanan Chelsea.
ADVERTISEMENT