Arsenal Pesta Gol di Markas Fulham

7 Oktober 2018 20:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lacazette dan Aubameyang merayakan gol untuk Arsenal. (Foto: Eddie Keogh/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Lacazette dan Aubameyang merayakan gol untuk Arsenal. (Foto: Eddie Keogh/Reuters)
ADVERTISEMENT
Arsenal berpesta di markas Fulham, Minggu (7/10/2018) malam WIB. Bertanding di Craven Cottage, Arsenal tak memberi ampun tuan rumah dan pulang dengan harta jarahan berupa tiga poin.
ADVERTISEMENT
Fulham boleh lebih banyak melepaskan percobaan (21 berbanding 9), tapi Arsenal tampil begitu efektif. Alhasil, tim besutan Unai Emery itu sukses meraih kemenangan telak: 5-1.
***
Fulham, kata Kepala Kolaborasi kumparan, Yusuf Arifin, adalah klub klangenan. Ia hanya jadi mainan dari orang-orang kaya London dan ditonton untuk sekadar hiburan belaka. Anggapan ini acap terbukti dengan seringnya orang-orang kelas menengah datang menonton ke stadion mereka, Craven Cottage, yang klasik itu.
Craven Cottage akan mengingatkan siapa pun bahwa ia berasal dari masa yang berbeda. Berdiri di pinggir Sungai Thames, stadion itu tidak pernah memodernkan diri atau dipugar untuk diperbesar kapasitasnya. Di tribune-tribune-nya masih berdiri tegak tiang-tiang besar untuk menopang atap. Anda seperti terlempar jauh ke abad 19 atau awal abad 20 ketika melihat Craven Cottage.
ADVERTISEMENT
Kendati serba-klasik dan punya aroma aristokrat yang kental, Fulham tidak melulu tunduk pada konservatisme. Layaknya banyak klub yang berjibaku di Premier League, mereka memahami salah satu ajaran baku sepak bola modern: Belanja besar bisa memperbesar kans-mu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Maka, begitu dipastikan bermain di Premier League 2018/19, Fulham membelanjakan lebih dari 61 juta poundsterling —plus meminjam pemain dari sana-sini— untuk mempersolek timnya. Di dalam skuat, kini ada nama-nama seperti Andre Schuerrle dan Jean Michael Seri —yang sempat dibidik klub-klub besar Eropa.
Tapi, Premier League adalah rimba yang berbeda. Tanpa taktik yang padu, kohesi antarpemain dalam skuat, dan mental bertanding yang kokoh, siapa pun bisa tersesat di dalamnya. Fulham kini tengah mengalami itu.
ADVERTISEMENT
Dari delapan pertandingan di Premier League musim ini —termasuk ketika menghadapi Arsenal— mereka baru mengoleksi satu kemenangan. Selebihnya, tim besutan Slavisa Jokanovic ini menelan lima kekalahan dan mendapatkan dua hasil imbang.
Laga melawan Arsenal menunjukkan minimnya kohesi itu. Pada satu momen, Seri bisa melepas umpan panjang dengan mumpuni ke sisi kanan hanya untuk dilanjutkan dengan sebuah umpan pendek yang buruk oleh Cyrus Christie yang bermain sebagai wing-back kanan.
Maksud Jokanovic untuk mewaspadai para pemain sayap Arsenal dengan memasang formasi 3-4-3 tidak berjalan sempurna. Malah, Arsenal kerap menghantam Fulham dengan pola direct. The Gunners seringkali sukses memanfaatkan jarak antarpemain dan ruang kosong di pertahanan Fulham.
Gol pertama Arsenal, yang dicetak oleh Alexandre Lacazette pada menit ke-29, memperlihatkan pola direct itu. Dengan cepat, bola dikirim ke sisi sayap, sebelum akhirnya Alex Iwobi dan Nacho Monreal bekerja sama menerobos kotak penalti Fulham dan mengirimkan bola kepada Lacazette di dalam kotak penalti.
ADVERTISEMENT
Fulham memang sempat mencetak gol pada menit ke-44 lewat Schuerrle. Namun, ini tak lepas dari kecerobohan pemain Arsenal dalam mengantisipasi pressing individu dari Fulham dan ketidakjelian bek mereka dalam mengantisipasi pergerakan Schuerrle. Alhasil, pemain depan asal Jerman itu leluasa menerima umpan terobosan dan membobol gawang Bernd Leno.
Hanya sampai di situ saja perjuangan Fulham. Sampai menit ke-84, lebih dari 20 percobaan mereka lepaskan ke gawang Arsenal, tetapi hanya 4 yang tepat sasaran. Sporadis. Sebaliknya, Arsenal melepaskan 8 percobaan, 6 tepat sasaran, dan 4 di antaranya menjadi gol. Efektif.
Empat gol kemudian dilesakkan oleh Arsenal ke gawang Marcus Marcus Bettinelli di babak kedua. Ketiganya dicetak oleh Lacazette (49’), Aaron Ramsey (67’), dan Pierre-Emerick Aubameyang (79’ dan 90+1).
ADVERTISEMENT
Gol kedua Lacazette dan gol Ramsey menunjukkan jelinya Arsenal melepaskan umpan langsung ke depan dan bagaimana permainan mereka di sisi sayap berhasil diselesaikan dengan sepakan matang.
Lacazette tidak membuang-buang waktu ketika menerima umpan lambung dari tengah dengan melepaskan sepakan terarah dari luar kotak penalti. Sementara itu, Ramsey dengan jeli masuk ke dalam kotak penalti untuk menerima umpan tarik dari kiri dan mengubah skor menjadi 3-1.
Masuknya Aubameyang —yang menggantikan Danny Welbeck pada menit ke-62— hanya menambah derita Fulham. Kali ini, umpan silang datar Hector Bellerin dari kanan diterima penyerang asal Gabon itu, sebelum akhirnya diselesaikan dengan sepakan voli kaki kiri tepat di depan gawang Fulham.
Di injury time babak kedua, Aubameyang mencetak satu gol lagi usai menerima umpan terobosan dari tengah. Gol itu juga sekaligus memperlihatkan naifnya Fulham, yang garis pertahanannya kerap naik tinggi ketika menghadapi pemain-pemain cepat Arsenal.
ADVERTISEMENT
Dengan hasil ini, Arsenal duduk di posisi ketiga klasemen Premier League dengan nilai 18 —tertinggal satu poin dari Manchester City dan Liverpool, yang baru akan bermain pada pukul 22:30 WIB. Sedangkan Fulham berada di posisi ke-17 dengan koleksi nilai 5.
Oh, ya… Dengan begini Arsenal juga sukses mengoleksi enam kemenangan beruntun di Premier League.