Aspek Fisik dan Mental Jadi Pangkal Masalah Napoli

23 April 2019 7:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Atalanta merayakan kemenangan usai bertanding melawan Napoli. Foto: Reuters/Ciro De Luca
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Atalanta merayakan kemenangan usai bertanding melawan Napoli. Foto: Reuters/Ciro De Luca
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tren negatif Napoli terus berlanjut. Kekalahan 1-2 dari Atalanta, Selasa (23/4/2019) dini hari WIB jadi yang teraktual. Ironisnya, mereka berhasil unggul dulu lewat gol Dries Mertens di babak pertama. Akan tetapi, kemenangan yang di depan mata itu buyar memasuki babak kedua. Atalanta berhasil membalas dua gol, lewat Duvan Zapata dan Mario Pasalic. Padahal, Napoli tercatat lebih banyak mendulang tembakan ketimbang Atalanta, yakni 17 berbanding 13.
ADVERTISEMENT
Problem fisik dan mental jadi biang keladi kekalahan Napoli, demikian Carlo Ancelotti menyebutkan. Alasan yang cukup logis mengingat padatnya jadwal yang dilalui Napoli. Ya, mereka melakoni empat pertandingan hanya dalam durasi 11 hari (masing-masing dua laga di Serie A dan Liga Europa).
"Kami melakukannya dengan sangat baik selama satu jam pertama, dengan tempo tinggi dan permainan yang menekan. Akan tetapi, setelah lawan mampu menyamakan kedudukan, kami justru banyak membuang peluang, kami jatuh baik secara fisik dan mental,” kata Ancelotti kepada Sky Sport Italia.
Tak bisa dimungkiri bahwa performa Napoli sedang jeblok-jebloknya saat ini. Terhitung sejak awal April, mereka telah menelan empat kekalahan, serta sekali imbang dan cuma sebiji kemenangan. Rentetan hasil negatif yang kudu dibayar mahal oleh Napoli, tersingkir dari Liga Europa dan juga kegagalan menggondol Scudetto.
ADVERTISEMENT
"Kami kehilangan magi di paruh kedua musim ini. Saya tidak tahu apakah itu karena kami kehilangan pemain, tetapi lebih dari itu kami kehilangan motivasi dan semangat," kata Ancelotti.
Bila dirunut, penyakit inkonsistensi Napoli mulai mewabah awal bulan ini, tepatnya saat keok 1-2 dari Empoli di pentas Serie A. Hal itu dipicu dari cederanya beberapa pilar penting macam Lorenzo Insigne dan Raul Albiol, kemudian disusul David Ospina serta Faouzi Ghoulam.
Setelah takluk dari Empoli, Partenopei cuma bermain imbang dengan Genoa. Meski akhirnya berhasil mendulang tiga angka dengan melibas Chievo, segalanya telah terlambat. Juventus terlanjur mengunci titel Serie A edisi 2018/2019 karena unggul 20 angka dari Napoli di posisi kedua.
ADVERTISEMENT
Dries Mertens berupaya melewati adangan para pemain Atalanta. Foto: REUTERS/Ciro De Luca
“Yang bisa kami lakukan sekarang adalah fokus mengamankan posisi kedua dan bersiap untuk musim depan. Sepak bola adalah masalah momen dan beberapa detik saja bisa membuat perbedaan besar," ucap Ancelotti.
Masalahnya, posisi Napoli belum sepenuhnya aman. Kalidou Koulibaly cs. masih mengemas 67 poin, atau cuma berjarak 6 angka dari Inter Milan yang berada satu setrip di bawah mereka. Belum lagi dengan potensi ancaman AC Milan dan Atalanta yang sama-sama mengumpulkan 56 poin.
Perayaan gol para pemain Napoli. Foto: REUTERS/Ciro De Luca
Bila Napoli gagal bangkit dari tren negatif yang menjangkit, bukan tak mungkin peringkat mereka bakal melorot dan gagal mentas di Liga Champions musim depan. Lagipula, Serie A masih menyisakan 5 laga dan slot posisi empat besar masih bisa berubah.
ADVERTISEMENT