Atletico Madrid dan Sevilla, Duo Penantang Terkuat Barcelona

7 Januari 2019 20:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sevilla dan Atletico, kandidat kuat pesaing Barcelona. (Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo)
zoom-in-whitePerbesar
Sevilla dan Atletico, kandidat kuat pesaing Barcelona. (Foto: REUTERS/Marcelo Del Pozo)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepuluh angka menjadi margin Barcelona dengan Real Madrid dalam tabel klasemen La Liga hingga pekan 18. Jarak sebelumnya yang hanya lima poin telah membengkak seiring kegagalan Madrid mendulang poin penuh dalam dua matchday terakhir--imbang dengan Villarreal dan keok dari Real Sociedad.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Barcelona masih konsisten karena sukses mengakhirinya dengan kemenangan, sekaligus menjadi yang kelima secara beruntun di La Liga. Ketimbang Madrid, Atletico Madrid dan Sevilla terbilang lebih konsisten. Klub yang disebut belakangan tak pernah kalah dalam sembilan laga terakhir di pentas liga.
Atletico lebih-lebih, karena baru menelan satu kekalahan hingga saat ini--itu pun mereka telan di pekan ketiga. Itulah mengapa keduanya berada di jalur terdekat Barcelona sementara ini, Atletico menjadi runner-up, sedangkan Sevilla berada di peringkat ketiga.
See? Dengan begitu kami tak salah-salah amat untuk membandingkan Barcelona dengan kedua tim di atas, ketimbang Madrid yang sejauh ini performanya masih gonjang-ganjing.
Konsistensi dan Produktivitas
Pertahanan kokoh jadi keunggulan Atletico dan Sevilla. Perkara meminimalisir gol lawan, Diego Simeone adalah rajanya. Hal itu tertuang dengan keberhasilan Atletico menjadi tim dengan jumlah kebobolan paling sedikit dalam tiga edisi La Liga ke belakang.
ADVERTISEMENT
Sementara Sevilla mendapatkan kekuatan di lini belakang setelah kedatangan Pablo Machin di awal musim lalu. Pakem tiga bek yang diusung mantan pelatih ini terbukti sukses memperkuat barisan pertahanan klub asal Andalusia itu.
Bila di La Liga edisi sebelumnya mereka kemasukan rata-rata 1,5 gol per laga, jumlahnya menyusut menjadi 1 gol di tiap pertandingan. Meski soal kuantitas kebobolan, Atletico masih menjadi yang pertama karena cuma menyentuh rata-rata 0,7. Tetapi soal mencetak gol, Sevilla lebih unggul karena sudah 31 kali menjebol gawang lawan. Hanya kalah-- tentu saja--dari Barcelona yang sudah mengemas 50 gol.
Di satu sisi, cenderung mengandalkan pertahanan juga tak selamanya mendatangkan imbas positif, khususnya saat bersua dengan tim yang bermain lebih defensif. Itulah yang terjadi kepada Sevilla saat bersua Leganes di pekan 17.
ADVERTISEMENT
Sevilla asuhan Machin: solid dan efektif. (Foto: Reuters/Marcelo Del Pozo)
zoom-in-whitePerbesar
Sevilla asuhan Machin: solid dan efektif. (Foto: Reuters/Marcelo Del Pozo)
Mauricio Pellegrino kala itu mencanangkan garis pertahanan rendah demi meredam serangan para penggawa Sevilla. Terlebih Leganes mampu mencetak gol cepat dan Los Rojiblancos kudu tampil dengan 10 orang pemain di pengujung babak kedua, makin terdesak saja posisi mereka. Beruntung, Wissam Ben Yedder sukses mencetak gol penyama kedudukan di menit injury time.
Begitu pula dengan Atletico, yang relatif minim dalam menjebol gawang lawan. Itulah mengapa mereka lebih kerap bermain imbang ketimbang mendulang kemenangan--meski sejauh ini menjadi tim yang paling sedikit kalah di antara kontestan La Liga lainnya. Total delapan kali Antoine Griezmann dan kawan-kawan bermain imbang, di mana tiga di antaranya dipetik dari lawan-lawan yang relatif mudah: Eibar, Leganes, dan Girona.
ADVERTISEMENT
Nah, ini yang membedakan Atletico dan Sevilla dengan Barcelona. Tak bisa dimungkiri juga bahwa agresivitas jadi identitas mereka di samping penguasaan bola yang mereka usung. Memang tak melulu menggaransikan kemenangan, tetapi setidaknya sistem demikian bisa memperlebar peluang mereka untuk mencetak gol ke gawang lawan.
Dengan kata lain, Barcelona tak begitu repot saat melucuti tim yang tampil defensif, seperti yang kerap dialami Atletico dan Sevilla. Lagipula, soal pertahanan Barcelona juga tak buruk-buruk amat karena cuma 20 kali kemasukan sejauh ini, terbaik kelima dibanding para kontestan La Liga--masih lebih baik dari Real madrid yang sudah kemasukan 23 gol.
Kedalaman Skuat
Berbicara tentang kualitas tim, tak bisa dijauhkan dari komposisi pemain bintang dan kedalaman skuat. Barcelona jelas-jelas lebih unggul dalam hal ini. Mereka punya Luis Suarez, Sergio Busquets, Gerard Pique, dan tentu saja, Lionel Messi.
ADVERTISEMENT
Oke, nama-nama kondang memang belum tentu menggaransikan kemenangan. Toh, Atletico dan Sevilla terbukti mampu menguntit Barcelona via kolektivitas mereka. Akan tetapi, tetap saja Messi (16 gol) dan Suarez (12 gol) nangkring di daftar teratas topskorer La Liga. Keduanya jauh meninggalkan Ben Yedder (9 gol) dan Griezmann (8 gol) yang jadi pemain tersubur Sevilla dan Atletico.
Begitu pula dengan eksistensi Marc-Andre ter Stegen sebagai palang pintu terakhir Barcelona yang mengemas rata-rata 2,6 penyelamatan per laga. Meski catatan clean sheets-nya lebih rendah ketimbang Jan Oblak, rata-rata penyelamatannya masih lebih baik dari kiper asal Slovenia tersebut (2,4). Sementara Tomas Vaclik jadi yang tertinggi karena mengemas 3,6 saves bila dirata-rata per laga.
ADVERTISEMENT
Kembali lagi, catatan ketiganya tak bisa dilepaskan dari sistem yang diterapkan masing-masing tim. Messi dan Suarez mencetak banyak gol karena berada dalam wadah yang agresif, berbeda dengan Ben Yedder dan Griezmann.
Sama halnya dengan Oblak yang, meski kuantitas penyelamatannya minim, menjadi kiper dengan jumlah penyelamatan terbanyak. Alasannya, ya, karena sistem permainan Atletico yang fokus pada pertahanan.
Nah, keberlangsungan sistem permainan dan konsistensi tim terancam goyah andai para pilar utama tim mengalami cedera. Madrid telah mengalami ini lebih dulu, setelah Gareth Bale dan Isco mengalami cedera di akhir September lalu. Dalam hal ini, Barcelona sudah teruji. Lihat bagaimana mereka sukses meraup empat kemenangan dan sekali imbang di lintas ajang tanpa bantuan Messi.
ADVERTISEMENT
Kini, justru lini belakang yang jadi fokus Barcelona setelah kehilangan Samuel Umtiti dan Thomas Vermaelen yang didera cedera. Akan tetapi, itu nyatanya bukan jadi masalah berati bagi Ernesto Valverde. Dia masih punya Clement Lenglet sebagai tandem Pique di pos bek sentral.
Pemain-pemain Atletico merayakan gol Griezmann di laga vs Espanyol. (Foto: OSCAR DEL POZO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Atletico merayakan gol Griezmann di laga vs Espanyol. (Foto: OSCAR DEL POZO / AFP)
Kondisi berbeda dengan Atletico yang diterpa badai cedera di sektor-sektor penting, yakni Lucas Hernandez dan Filipe Luiz. Tak sampai di situ, Atletico juga belum bisa menurunkan Diego Costa yang menjalani operasi kaki.
Krisis cedera ini bakal makin menjadi masalah mengingat Atletico juga kudu membagi fokusnya ke Liga Europa dan Copa del Rey selain La Liga itu sendiri. Dengan menciutnya opsi pemain, makin besar potensi cedera yang melanda mereka. Mendatangkan pemain anyar di jendela transfer musim dingin bisa menjadi solusi instan, meski bukan tanpa risiko mengingat minimnya waktu adaptasi yang dibutuhkan personel anyar nantinya.
ADVERTISEMENT
Sementara Sevilla relatif lebih aman karena mereka cuma kehilangan Aleix Vidal dan Maxime Gonalons. Meski setali tiga uang dengan Atletico, mereka masih terdaftar sebagai kontestan Liga Europa dan Copa del Rey.
Para pemain Barcelona rayakan gol ke gawang Celta Vigo. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Barcelona rayakan gol ke gawang Celta Vigo. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
Terlepas dari mewahnya komposisi pemain dan kedalaman skuat yang dimiliki Barcelona, konsistensi dan produktivitas jadi variabel penting yang membedakan mereka dengan Atletico serta Sevilla.
Dari segi pertahanan, catatan kedua penantang itu memang lebih unggul ketimbang El Barca. Namun, baik Atletico maupun Sevilla tak jarang kesulitan saat bersua dengan tim yang bermain defensif. Inilah yang bakal membuat Barcelona sulit untuk terkejar di puncak klasemen nantinya.