Batshuayi dan Kasus Rasialisme di Tanah Italia

23 Februari 2018 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batshuayi selepas debutnya bersama Dortmund. (Foto: Reuters/Wolfgang Rattay)
zoom-in-whitePerbesar
Batshuayi selepas debutnya bersama Dortmund. (Foto: Reuters/Wolfgang Rattay)
ADVERTISEMENT
Pemain-pemain Borussia Dortmund pulang dari Italia dengan perasaan senang. Pasalnya, anak-anak buah Peter Stoeger ini berhasil menghentikan laju Atalanta di babak 32 besar Liga Europa, Jumat (23/2/2018) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Ya, Die Borussen berhasil menahan imbang Atalanta dengan skor 1-1 saat pertandingan berlangsung di Stadio Citta del Tricolore. Hasil tersebut sudah cukup membuat Dortmund lolos karena pada pertemuan pertama di Signal Iduna Park, Dortmund berhasil menang dengan skor 3-2.
Atalanta sejatinya berada di atas angin saat mereka unggul lebih dulu pada menit ke-11 lewat gol Rafael Toloi. Dengan begitu, mereka bisa lolos via keunggulan agresivitas gol tandang. Namun, mimpi Alejandro Gomez dan kolega pupus di menit ke-83 ketika Marcel Schmelzer mencetak gol dan hasil tersebut bertahan hingga pertandingan usai.
Dortmund berpesta. Namun, pesta itu dicoreng oleh sebuah insiden tak menyenangkan. Striker mereka, Michy Batshuayi, diteriaki dengan seruan 'monyet' --serta suara yang menirukan monyet-- oleh pendukung Atalanta.
ADVERTISEMENT
Batshuayi memang enteng-enteng saja menanggapinya. Namun, ia heran melihat kejadian seperti ini terus terjadi.
"Sudah tahun 2018 masih saja terdengar suara-suara monyet bernada rasialis berasal dari tribun penonton. Saya harap kalian semua senang karena hanya mampu menonton Liga Europa dari televisi sementara kami lolos ke babak berikutnya," tulis Batshuayi disertai tanda pagar "katakan tidak pada rasialsime" dan "tontonlah film Black Panther".
Kasus rasialisme bukan barang baru untuk pendukung Atalanta. Pada bulan Januari lalu, pendukung Atalanta juga berlaku sama kepada bek tengah Napoli, Kalidou Koulibaly. Saat itu, bek asal Senegal itu tidak hanya diteriaki, tetapi juga dilempari botol.
Sebelum Koulibaly, sepak bola Italia juga pernah tercoreng oleh kasus rasalisme lain. Salah satunya yang menimpa pemain tengah Juventus, Blaise Matuidi. Dalam pertandingan kontra Cagliari, Matuidi mendapat perlakuan diskriminatif dari pendukung Cagliari.
ADVERTISEMENT
Matuidi pun mencurahkan perasaanya usai mendapat perlakuan itu di akun Facebook miliknya. "Hari ini, mereka mengejek saya. Orang-orang lemah tersebut berusaha mengancam saya dengan sebuah ujaran kebencian,” kata Matuidi.
Batshuayi, Koulibaly, dan Matuidi hanyalah segelintir. Rasialisme sendiri sudah lama menjadi lembaran hitam di tanah Italia --dan lembaran itu cukup panjang. Levelnya bahkan sudah menyentuh hingga ke akar rumput.