Betapa Tertekan Sterling Saat Berburu Gelar Liga bersama Liverpool

1 Maret 2019 15:37 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raheem Sterling dengan trofi Piala Liga. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Raheem Sterling dengan trofi Piala Liga. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Bagi Raheem Sterling, tekanan yang ia rasakan dalam perebutan gelar juara Premier League bersama Manchester City tak lebih besar ketimbang saat dirinya masih berseragam Liverpool. Ya, momen yang dimaksud Sterling adalah pengalamannya pada musim 2013/14 lalu.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, Sterling dan Liverpool memang nyaris menjuarai Premier League. Liverpool asuhan Brendan Rodgers menduduki peringkat pertama Premier League di pekan ke-36. Namun, kekalahan dari Chelsea dan hasil imbang melawan Crystal Palace membuat mereka tersusul oleh City yang kemudian menjadi juara.
Sterling, yang kala itu menjadi bagian dari trisula maut Liverpool bersama Daniel Sturridge dan Luis Suarez, menyatakan bahwa tekanan besar yang diterima dirinya dan rekan-rekannya membuat Liverpool kehilangan fokus di fase akhir.
“Ketika masih bermain di sana (Liverpool), saya merasakan tekanan yang lebih besar ketimbang ketika saya bermain bersama City saat ini. Saya rasa tekanan mengganggu Liverpool saat itu. Kami memegang kendali dan memiliki kesempatan untuk juara. Namun, pada akhirnya kami gagal,” ujar Sterling seperti dilansir oleh Sky Sports.
ADVERTISEMENT
Sterling saat masih berkostum Liverpool. Foto: AFP/Paul Ellis
Situasi Sterling sekarang sedikit berbeda dibandingkan musim 2013/2014 lalu. Pemain sayap Timnas Inggris tersebut berada di tim yang mengejar, bukan dikejar. MAka, tekanan yang ia rasakan ternyata tak sebesar ketika berada di Liverpool. Hal ini, menurut Sterling, juga terjadi karena City fokus pada satu pertandingan yang akan mereka hadapi.
“Kali ini kami benar-benar fokus terhadap tiap pertandingan yang ada di depan mata. Liverpool memang bermain dengan baik. Namun, kami tetap percaya pada kemampuan kami.”
Apa yang dialami yang dialami City di musim ini pun diakui Sterling berbeda dengan musim lalu. Musim 2017/2018 lalu, City berhasil melenggang mudah untuk menjadi juara Premier League, bahkan meraup 100 poin sebagai rekor tertinggi di Premier League.
ADVERTISEMENT
Raheem Sterling dan Ilkay Guendogan di laga FC Basel vs Manchester City di babak 16 besar Liga Champions 2017/18. Foto: Patrick HERTZOG / AFP
Sementara hingga pekan ke-28 Premier League musim ini, City masih tertahan di tempat kedua dengan selisih satu angka dari Liverpool di puncak tabel. Tinggal 10 pekan tersisa sehingga semakin sempit waktu The Citizens untuk mengudeta tempat teratas.
Sterling tak lantas merasa pesimistis dengan situasi terkini. Karena di mata dia, pasukan Pep Guardiola memiliki begitu banyak modal untuk keluar sebagai kampiun di akhir musim kompetisi.
“Musim ini begitu berbeda dari musim lalu karena kami menjadi pihak yang mengejar. Namun, kami percaya diri. Kami juga memiliki sikap dan etos kerja yang dibutuhkan. Kami fokus pada pekerjaan kami dan apa yang akan kami hadapi. Itulah yang paling penting,” tambah Sterling.
Jadwal siaran langsung pertandingan sepak bola akhir pekan ini. Foto: Basith Subastian/kumparan
ADVERTISEMENT