Bidding Piala Dunia U-20: FIFA Pantau Kesiapan Indonesia
ADVERTISEMENT
Dua delegasi FIFA berkunjung ke Indonesia pada 16 sampai 19 September 2019. Kedatangan perwakilan federasi sepak bola dunia itu bukan tanpa alasan. Mereka melakukan inspeksi terhadap kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2021.
ADVERTISEMENT
“FIFA datang ke sini karena Indonesia sebagai kandidat dalam penawaran tuan rumah Piala Dunia U-20. Yang datang ialah senior manager untuk bidding dan senior manager untuk venue," jelas Ratu Tisha Destria, Sekjen PSSI.
"Mereka mengunjungi secara acak lima dari 10 stadion yang diajukan PSSI menjadi venue perhelatan Piala Dunia U-20 tersebut,” ujar Tisha.
Pada hari pertama kedatangan (16/9/2019), FIFA langsung menuju Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor. Tak cuma stadion utama, FIFA juga memantau kondisi dua lapangan latihan.
Setelah itu, delegasi FIFA bertolak ke Jakarta untuk meninjau Kompleks Gelora Bung Karno. Lapangan ABC dan Stadion Madya juga tak luput dari pengamatan.
“FIFA cukup terkesan dengan fasilitas yang dimiliki Kompleks Gelora Bung Karno keseluruhan. Jadi, tur kami mulai dari Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sampai seluruh area dan berakhir di Garuda Store," jelas Tisha.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin menunjukkan bahwa PSSI mulai merambah industri kreatif, merchandise, dan produk. Mereka terkesan kualitas SUGBK, Stadion Madya, dan lapangan latihan juga. Yang paling membekas ialah banyak anak-anak yang hadir menonton Indonesia U-16. FIFA senang melihat animo masyarakat terhadap event usia muda,” kata Tisha.
Tiga stadion lain yang dipilih FIFA ialah Stadion Manahan (Solo), Stadion Mandala Krida (Yogyakarta), dan Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali). Hari ini (17/9/2019) delegasi FIFA bakal menuju Solo dan Yogyakarta, sedangkan Bali menjadi destinasi terakhir.
Menurut Tisha, FIFA akan melakukan tiga penilaian dalam kunjungan ke Indonesia. Pertama, soal infrastruktur seperti stadion dan lapangan latihan.
Pada poin ini, ada 11 aspek yang akan dinilai FIFA, yaitu situasi stadion, pengenalan official area (denah ruangan fungsional), area field of play (lapangan pertandingan), lampu lapangan (lux meter dan instalasi), sumber daya dan kesiapan darurat, akses masuk pemain serta ofisial, fasilitas beserta akses menuju tribune (VVIP, VIP, dan penonton biasa), rencana evakuasi, fasilitas akses dan tribune disabilitas, akses parkir (tim/ofisial, perangkat pertandingan, undangan, VVIP, VIP), serta penjelasan lain yang menunjukkan kesiapan stadion.
ADVERTISEMENT
Poin kedua, FIFA memeriksa kesiapan personel di PSSI. Federasi sudah presentasi di hadapan FIFA pada Senin (16/9/2019) soal peluang di sepak bola Indonesia berikut tantangan ke depan.
Terakhir, FIFA mengecek kelengkapan personel stadion terkait. Demi mendukung poin terakhir, PSSI bekerja sama dengan Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI.
Intinya, demi mendapat penilaian bagus dari FIFA, PSSI tak bisa bekerja sendiri. Federasi kudu meminta bantuan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
“PSSI sadar bahwa lapangan latihan masih perlu direnovasi. PSSI berterima kasih kepada pemerintah yang senantiasa menemani dalam proses bidding. Dengan demikian, ada komitmen renovasi yang bisa terjaga. Saya juga berterima kasih kepada Asprov yang membantu PSSI,” tutur Tisha.
Terlepas dari itu, gairah sepak bola Indonesia dimasukkan sebagai nilai tambah. Tisha menuturkan, animo anak-anak SSB dan orang tua yang datang menonton Indonesia U-16 di Kualifikasi Piala AFC U-16 2020 membuat FIFA senang.
ADVERTISEMENT
“Dari kecil saja sudah hafal lagu dukungan untuk Timnas. Hal itu memperlihatkan betapa antusiasnya Indonesia terhadap sepak bola. PSSI memang tidak sempurna. Kalau salah, ya, mengaku salah," jelas Tisha.
"Lalu, ada rencana apa yang akan diperbuat ke depan. Kami sudah menjelaskan secara komprehensif, langkah apa yang diambil dan ditingkatkan ke depan. Kami ingin FIFA memberikan kepercayaan menjadi tuan rumah,” ujar Tisha.