Buntut Ricuh Suporter, PSSI Pasrah Kalau Indonesia Dapat Sanksi FIFA

6 September 2019 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesepak bola timnas Indonesia Stefano Lilipay (kanan) berebut bola dengan pesepak bola timnas Malaysia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Pesepak bola timnas Indonesia Stefano Lilipay (kanan) berebut bola dengan pesepak bola timnas Malaysia saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sorotan kembali mengarah ke PSSI selaku otoritas tertinggi sepak bola Indonesia. Hal itu berkaitan dengan kericuhan suporter pada laga Indonesia vs Malaysia, yang merupakan pertandingan Pra-Piala Dunia 2022.
ADVERTISEMENT
Sebagai tuan rumah, Indonesia dinilai gagal memberikan rasa aman bagi pendukung tim tamu. Ironisnya, sebelum pertandingan tersebut, PSSI berani mengeluarkan pernyataan bahwa mereka menjamin keamanan suporter-suporter 'Harimau Malaya'.
Yang terjadi di lapangan justru bertolak belakang. Pada babak kedua pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (5/9/2019) malam WIB, sejumlah suporter Indonesia melakukan provokasi dengan turun dari tribune dan menghampiri tribune pendukung lawan. Tidak hanya itu, mereka juga melemparkan botol air mineral ke arah tribune pendukung Malaysia.
Insiden pada menit ke-68 babak kedua itu berbuntut cukup panjang. Seusai laga, suporter Malaysia tertahan selama berjam-jam di dalam area Gelora Bung Karno. Mereka diminta untuk tidak keluar dulu hingga situasi aman.
ADVERTISEMENT
Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) pun tidak tinggal diam atas kejadian ini. Mereka dikabarkan akan melaporkan insiden ini kepada FIFA.
PSSI merespons. Sekjen PSSI, Ratu Tisha, mengaku pasrah. Misalkan Timnas Indonesia mendapatkan sanksi atas insiden tersebut, PSSI siap menerimanya.
"Sebagai satu organisasi olahraga, prinsip kami adalah fair play. Kita harus bisa menerima kekalahan dan menghargai kemenangan. Kalau kita salah, kita harus akui kesalahan itu, kita harus terima itu," ujar Tisha di Hotel Fairmont, Jumat (6/9/2019).
Sebagai laga Kualifikasi Piala Dunia, pertandingan Indonesia vs Malaysia berada di bawah pengawasan FIFA langsung. Secara kategori, pertandingan tersebut masuk kategori A.
Tisha sadar akan hal tersebut. Oleh karena itu, ia menyerahkan semuanya kepada prosedur yang berlaku. Ada seorang match commissioner yang akan menindaklanjuti insiden yang terjadi di GBK tersebut kepada FIFA.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau di pertandingan internasional itu, apabila ada suatu kejadian, sudah diatur dalam prosedur dan ketentuan yang berlaku. Jadi di pertandingan internasional itu sudah ada match commissioner, security officer, yang langsung datang dari FIFA. Memang sudah ada prosedurnya," ujar Tisha.
"Mengenai insiden kemarin, bagaimana tindak lanjutnya, itu sudah ada governing regulasi yang mengatur. Jadi bukan siapa melaporkan siapa, tapi memang karena pertandingan internasional, diatur dalam regulasi internasional FIFA, match commisioner akan menindaklanjuti pada FIFA," lanjutnya.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S. Dewa Broto, juga mengaku siap apabila Indonesia ketiban sanksi.
"Masyarakat Indonesia jangan kaget. Buruk-buruknya kalau nanti pertandingan lawan Thailand sanksi jatuh, jangan kaget. Ini akan jadi pelajaran buat kita," kata Gatot.
ADVERTISEMENT