Claudio Ranieri: Rasanya Saya Ingin 'Membunuh' Kamara

30 Desember 2018 9:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ranieri memberikan instruksi. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
zoom-in-whitePerbesar
Ranieri memberikan instruksi. (Foto: REUTERS/Dylan Martinez)
ADVERTISEMENT
Kemarahan tampak di wajah Claudio Ranieri dalam laga Fulham melawan Huddersfield Town, Sabtu (29/12/2018). Ia mengusap hidungnya--bibirnya tampak cemberut usai satu insiden terjadi dalam pertandingan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya, apa, sih, yang sebenarnya terjadi sehingga Ranieri tampak begitu gusar? Padahal, dalam laga pekan 20 Premier League 2018/19 yang dihelat di Stadion Craven Cottage tersebut, Fulham berhasil meraih kemenangan 1-0 atas Huddersfield Town.
Insiden itu terjadi pada menit 82, ketika Fulham mendapatkan hadiah penalti usai salah satu pemain mereka dilanggar pemain Huddersfield. Seharusnya, yang menjadi eksekutor bola penalti adalah Aleksandar Mitrovic. Itu adalah titah langsung dari Ranieri selaku pelatih Fulham.
Namun, Aboubakar Kamara justru langsung mengambil bola yang sudah dibawa oleh Mitrovic. Sontak insiden ini sempat menimbulkan keributan kecil di antara pemain Fulham, apalagi Kamara juga tak menghiraukan segala upaya yang dilakukan teman-temannya agar penalti diambil oleh Mitrovic. Semakin parah karena pada akhirnya Kamara malah gagal mengeksekusi penalti tersebut.
ADVERTISEMENT
Mitrovic dan Kamara berebut penalti. (Foto: Reuters/Matthew Childs )
zoom-in-whitePerbesar
Mitrovic dan Kamara berebut penalti. (Foto: Reuters/Matthew Childs )
Beruntung, pada menit akhir, Mitrovic berhasil membobol gawang Huddersfield dan membawa Fulham menang tipis 1-0. Khusus untuk kejadian penalti tersebut, Ranieri mengungkapkan kekesalannya seusai laga. Ia bahkan mengungkapkan sebuah pernyataan yang menakutkan: ingin membunuh Kamara.
"Saya mengatakan kepada Aboubakar Kamara untuk memberikan bola kepada Aleksandar Mitrovic karena ia sudah saya tunjuk untuk jadi eksekutor penalti tim. Benar-benar aneh, ia (Kamara) tidak menghormati saya, tim, dan juga suporter. Saya langsung bilang padanya, perbuatannya salah," ujar Ranieri, dilansir ESPN FC.
"Melihat hal ini, rasanya ingin saya membunuh Kamara. Meski memang normal karena sebelumnya Kamara sukses mencetak gol dari titik penlalti, tapi seharusnya eksekutor penalti kami adalah Mitrovic. Itulah kebijakannya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Insiden semacam ini juga pernah terjadi pada Desember 2017 kala Crystal Palace bersua AFC Bournemouth. Ketika itu, Christian Benteke merebut bola dari Luka Milivojevic, tapi sama seperti Kamara, ia juga gagal mengeksekusi penalti. Seusai laga, Benteke langsung meminta maaf atas perbuatannya ini.
Meski sempat terlihat kesal, Mitrovic menegaskan bahwa ia sudah melupakan kejadian tersebut. Ia juga mengaku bahwa bukannya tak mungkin ia pernah seliar itu di masa lampau. Makanya, Mitrovic memilih untuk tidak banyak omong soal insiden dengan Kamara ini.
"Perkara penalti itu, saya dan Kamara sempat beradu argumen karena saya merasa mengeksekusi penalti adalah tugas saya. Tapi ia (Kamara) tidak berpikir seperti itu. Ya sudah, saya menghormati keinginannya. Toh, mungkin dulu saya juga seperti itu. Jadi, saya tak mau mempermasalahkannya. Lagipula, kegagalan mengeksekusi penalti juga merupakan bagian dari sepak bola," pungkasnya.
ADVERTISEMENT