Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Waktu di Singapura menunjukkan pukul 16:00 saat kumparanBOLA menanti kereta di Stasiun MRT Novena, Singapura. Agak ramai kondisinya, terutama dengan kehadiran para penumpang dengan atribut Manchester United .
ADVERTISEMENT
Dari situ, kami mengambil jalur kuning atau Circle Line ke arah Stasiun Harbourfront. Tak sampai tujuan akhir, memang, karena kami harus melewati empat stasiun sebelum mencapai stasiun di dekat Stadion Nasional Singapura. Di setiap perhentian, awak dengan kostum United terus bertambah.
Wajar-wajar saja mengingat hari ini, Sabtu (20/7/2019), adalah hari besar untuk penggemar United se-Asia Tenggara. Tim kesayangan mereka akan menghadapi Inter Milan di ajang pramusim International Champions Cup.
Bagi suporter United, kedatangan pasukan Ole Gunnar Solskjaer ke Asia Tenggara adalah momen langka. Tahun lalu, United lebih memilih Amerika Serikat.
Ambil contoh orang Indonesia. Kapan lagi bisa nonton United hanya dengan menyeberang ke negara tetangga terdekat? Ingat, inilah opsi paling logis setelah trauma 'Iblis Merah' terkait kegagalan mampir ke Tanah Air akibat teror bom.
ADVERTISEMENT
Maka, Haraka --warga Setiabudi, Jakarta, yang ditemui kumparanBOLA di Bandara International Changi-- sampai membawa anaknya, Rian, terbang ke Singapura agar tak melewatkan momen langka ini. Padahal, Rian yang tengah duduk di bangku sekolah dasar sempat mendeklarasikan diri sebagai penggemar Liverpool.
Oke, kembali ke perjalanan yang penuh dengan pendukung United tadi, ya. Sesampainya di stadion, semakin merah saja pandangan. Mulai dari security check, pemeriksaan tiket, sampai masuk ke tribun, hanya ada satu warna dominan: Merah.
Kebanyakan dari mereka pun telah membentuk kelompok. Semacam geng awayday gitu kali, ya. Contohnya yakni tiga orang lain yang ditemui kumparanBOLA sebelum security checking, tepatnya di smoking area. Mereka ialah Joni, Girsang, dan Benny.
"Hei, cari SIM card kau, Jon? Itu tadi di jalan Sevel sana, ada yang jual. Wajah kasirnya seperti Jordan Henderson," tutur Benny ke Girsang sebelum berbincang dengan kami.
ADVERTISEMENT
Menurut Benny, tiga temannya tinggal di Jakarta Timur. Mereka terbang ke Singapura pada hari pertandingan, lalu berencana kembali ke Tanah Air sehari berselang saja.
"Kapan lagi, Bang? Walaupun ini tim lagi kurang bagus, ya, musim lalu," ucap Benny.
Ya, kesempatan itu memang sayang sekali untuk dilewatkan pendukung United . Jangan heran begitu banyak orang Indonesia yang tercampur dalam lautan merah di perjalanan kami dari stasiun ke stadion.
Lalu, pendukung Inter Milan ke mana? Tetap ada, dong. Walaupun jumlahnya tidak besar, spiritnya juga tak kalah. Lihat saja apa yang terjadi sesaat setelah kick-off.
Seperti tribune-tribune lainnya, area di belakang gawang Inter Milan sebetulnya lautan merah. Tiba-tiba, beberapa orang beratribut biru-hitam memamerkan koreo untuk menutupi satu sektor. Tertulis 'Inter Club Indonesia' di bagian atas.
ADVERTISEMENT