Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Semuanya bermula pada 10 Oktober 2001, kala AS Roma bertanding melawan Anderlecht di Liga Champions 2001/02. Itu menjadi laga debut Daniele De Rossi bersama Roma. Setelahnya, perjalanan itu berlanjut hingga 2019. Tak ada klub lain, De Rossi tetap bersetia bersama Roma.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu berawal dari alasan sederhana. Ia orang Roma asli, lahir, tumbuh, dan dewasa di Roma. Keputusan untuk menjadi pesepak bola Roma adalah hal normal untuknya. Dalam wawancaranya bersama New York Times, Rossi bahkan ia tak pernah mencoba untuk bermain di luar AS Roma.
"Semuanya serbahebat buat saya. Usia 12 tahun adalah kali pertama saya datang ke pusat pelatihan Roma. Sejak saat itu saya selalu yakin bahwa inilah rumah saya," ucap De Rossi.
Tapi, tak ada perjalanan tanpa ujung. Begitu pula dengan De Rossi dan Roma. Lewat laman resmi klub, Presiden Roma, Jim Pallotta, mengumumkan bahwa laga melawan Parma pada pekan ke-38 Serie A 2018/19 menjadi kali terakhir De Rossi mengenakan jersi Roma.
ADVERTISEMENT
"Selama 18 tahun, Daniele telah menjadi jantung untuk AS Roma. Sejak debut pada 2001 hingga diberi kewajiban mengenakan ban kapten, Daniele selalu membuktikan kepada suporter bahwa ia berhasil mengukuhkan diri sebagai salah satu gelandang terbaik di Eropa."
"Kami semua tentu akan menangis saat ia mengenakan jersi Giallorossi untuk terakhir kalinya melawan Parma. Tapi, kami juga menghormati keinginannya untuk mengepakkan sayap--bahkan di usianya yang mencapai 36 tahun--ke luar Roma," ucap Pallotta.
Meski mulai turun bersama Roma pada 2001, tempat utama tak datang kepadanya seketika itu juga. Ia bahkan baru disebut-sebut sebagai pemain muda menjanjikan setelah berhasil mengantarkan Roma menjadi runner up Serie A 2003/04 dan Coppa Italia pada 2005 dan 2006.
ADVERTISEMENT
Kegigihan dan kematangan menjadi nilai plus yang membuat tempat utama itu menjadi milik De Rossi . Peran sebagai gelandang bertahan dilakukannya dengan piawai dan berani sekaligus. Tekel-tekel keras, tapi efektif menjadi bagian dari perjalanannya sebagai skuat pertahanan Roma. Tak heran, jika akhirnya De Rossi menjadi salah satu pemain Roma yang paling ditakuti lawan.
Pada kenyataannya, sepak bola tak selalu bersahabat untuk De Rossi. Mesti tangguh hampir di setiap laga, rentetan cedera juga mampir kepadanya. Gelar juara pun bukan perkara yang sering mampir kepada De Rossi selama membela Roma. Sejak debutnya itu, ia hanya mencicipi tiga trofi: Coppa Italia 2006/07 dan 2007/08, serta Piala Super Italia 2007.
Penampilan De Rossi pun tak selalu tentang yang hebat-hebat saja. Ia bahkan menjadi salah satu biang kerok Roma di leg pertama perempat final Liga Champions 2017/18. Gol bunuh diri menjadi salah satu alasan mengapa Roma menutup duel dengan kekalahan 1-4 dari Barcelona.
ADVERTISEMENT
Namun, selama masih ada kesempatan tersisa--meskipun hanya sekali--itu pula yang akan digunakan De Rossi. Di leg kedua Roma menggila. Kemenangan 3-0 disegel di Stadion Olimpico. Satu dari tiga gol itu ditorehkan oleh De Rossi. Pada laga tersebut De Rossi membuktikan bahwa pesakitan pun bisa berubah menjadi pahlawan.
Musim 2018/19 tidak menjadi periode yang bersahabat untuk De Rossi. Ia hanya bermain 24 kali di seluruh kompetisi resmi bersama Roma karena cedera menjadi musuh bebuyutannya. Laga melawan AC Milan pada 4 Februari 2019 menjadi pertandingan pertama De Rossi setelah absen selama tiga bulan.
Hanya karena menit bermainnya minim, bukan berarti De Rossi tampil melempem. Ia berhasil membukukan rataan 0,9 tekel sukses, 1,5 intersep, 1,8 sapuan, dan 0,7 blok per pertandingan. Bahkan De Rossi sanggup mempersembahkan dua gol dan dua assist untuk Roma musim ini.
ADVERTISEMENT
"Mewakili semua orang di Roma, saya mengucapkan terima kasih kepada Daniele untuk dedikasi luar biasa kepada klub. Saya juga memastikan bahwa pintu kami selalu terbuka untuknya kapan pun ia ingin kembali dan apa pun peran baru yang ia inginkan," tutup Pallotta.