Duo Biru-Hitam, Inter dan Atalanta, Lolos ke Liga Champions

27 Mei 2019 3:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keita Balde merayakan gol ke gawang Empoli. Foto: Reuters/Alberto Lingria
zoom-in-whitePerbesar
Keita Balde merayakan gol ke gawang Empoli. Foto: Reuters/Alberto Lingria
ADVERTISEMENT
Duo biru-hitam, Internazionale Milano dan Atalanta Bergamasca Calcio, sukses memetik kemenangan di pekan pemungkas Serie A 2018/19 untuk memastikan diri lolos ke Liga Champions musim depan. Inter menang 2-1 atas Empoli di Giuseppe Meazza, Atalanta menundukkan Sassuolo 3-1 di Mapei Stadium – Città del Tricolore dalam laga yang digelar Senin (27/5/2019) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
Gol-gol Inter dicetak oleh Keita Balde Diao ('51) dan Radja Nainggolan ('81), sementara balasan Empoli dilesakkan Hamed Traore (78'). Adapun, di kubu Atalanta, gol-gol dicetak oleh Duvan Zapata (35'), Papu Gomez (53'), dan Mario Pasalic (65'). Sebelumnya, Sassuolo unggul lebih dulu via Domenico Berardi (19').
Kemenangan di pekan terakhir membawa Atalanta finis di urutan tiga, Inter di posisi empat. Kedua tim sama-sama punya koleksi 69 poin tetapi Atalanta unggul secara head-to-head atas Inter sehingga berhak duduk di posisi lebih tinggi.
Bagi Inter, keberhasilan lolos ke Liga Champions adalah untuk kali kedua secara berturut-turut. Sementara itu, untuk Atalanta, kelolosan ini adalah yang pertama dalam sejarah klub.
***
Supaya jalannya menuju Liga Champions aman, Inter perlu kemenangan di laga melawan Empoli ini. Luciano Spalletti pun menurunkan pemain-pemain terbaiknya, mulai dari Milan Skriniar sampai Mauro Icardi, dari Samir Handanovic sampai Ivan Perisic. Pemain-pemain yang turun ini dibalut dalam pakem 4-2-3-1.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Empoli juga perlu poin untuk bertahan di Serie A. Oleh karenanya, Aurelio Andreazzoli pun memainkan nama-nama yang paling bisa dia andalkan. Dengan formasi 3-1-4-2, Matias Silvestre, Ismael Bennacer, sampai Francesco Caputo dipercaya untuk mengadang derasnya serangan Inter.
Bendera bergambar dua legenda Inter, Javier Zanetti dan Giacinto Facchetti, di Giuseppe Meazza. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Pada dasarnya, misi Andreazzoli itu tidak berhasil pada babak pertama. Empoli sama sekali tak berdaya menahan Inter yang begitu agresif di kandang sendiri. Inter menguasai bola sampai 65% dan melepas 19 tembakan sepanjang babak pertama. Sedangkan, Empoli cuma mampu mencuri 3 tembakan.
Akan tetapi, Empoli beruntung punya kiper seperti Bartlomiej Dragowski. Kiper yang pernah membuat 17 penyelamatan dalam laga melawan Atalanta ini kembali menunjukkan kebolehannya. Delapan upaya Inter yang mengarah ke gawangnya berhasil dia halau dengan sempurna.
ADVERTISEMENT
Tanpa mengurangi rasa hormat pada Dragowski, sejatinya tidak ada satu pun peluang Inter yang layak masuk kategori peluang emas. Serangan-serangan yang dibangun Inter memang senantiasa mengalir deras, tetapi eksekusi yang mereka lancarkan selalu terburu-buru. Meskipun unggul telak dari segi kuantitas, serangan Inter tidak lebih baik dari segi kualitas. Dengan demikian, babak pertama pun berakhir imbang tanpa gol.
Pada babak kedua, Inter menukar Kwadwo Asamoah dengan Keita Balde Diao. Hasilnya pun instan. Di tengah gelombang serangan yang masih sederas babak pertama, Inter berhasil membuka keunggulan lewat Keita. Tembakan jarak jauh eks penyerang Lazio itu tak mampu dihentikan oleh Dragowski yang sudah menjatuhkan diri.
Gol itu membuat Inter kian panas. Sepuluh menit berselang mereka mendapat peluang emas melalui eksekusi penalti Icardi. Penalti diberikan setelah Dragowski didakwa melakukan pelanggaran terhadap striker Argentina tersebut. Namun, karena penalti itu memang tak semestinya diberikan, eksekusi Icardi pun gagal. Dragowski sukses menebak arah bola dan menghalaunya.
ADVERTISEMENT
Setelah penalti yang gagal itu Inter terus berupaya menggempur pertahanan Empoli. Namun, bukannya mencetak gol tambahan, mereka justru kebobolan lewat sepakan Hamed Traore. Dalam sebuah serangan balik dari sayap kanan, Salih Ucan melakukan penetrasi ke kotak penalti Inter sebelum mengirim umpan tarik. Umpan itu disambut Traore dan jala gawang Handanovic pun bergetar. Inter 1, Empoli 1.
Keita Balde merayakan gol bersama Matteo Politano. Foto: Reuters/Alberto Lingria
Namun, Inter memang terlalu tangguh bagi Empoli. Dalam gelombang serangan balasan, Matias Vecino menyepak bola kuat-kuat dari luar kotak penalti. Sepakan Vecino itu sebenarnya cuma membentur tiang, tetapi bola muntahnya kemudian disambar Radja Nainggolan. Inter kembali unggul.
Dengan situasi ini, Empoli bakal terdegradasi dari Serie A. Mereka pun mengerahkan segenap kemampuan untuk menyamakan skor. Usaha-usaha Empoli ini sempat membuat Inter kelabakan di pengujung laga. Ada setidaknya dua kans emas yang mereka dapatkan via Caputo tetapi digagalkan oleh Handanovic dan tiang gawang.
ADVERTISEMENT
Wasit memberikan waktu tambahan lima menit setelah waktu normal habis. Empoli pun terus-terusan membombardir pertahanan Inter. Namun, bukannya mencetak gol, mereka justru kebobolan. Di situasi sepak pojok, Dragowski membantu serangan sampai ke kotak penalti dan gawangnya pun tak terkawal. Marcelo Brozovic yang sukses mencuri bola kemudian menceploskan bola ke gawang kosong.
Akan tetapi, gol kemudian dianulir. Sebabnya, Keita terlebih dahulu menarik Dragowski yang sedang berlari kembali ke gawangnya. Akhirnya, bukan gol yang didapat, melainkan kartu merah untuk Keita. Meski demikian, itu semua sudah cukup untuk membawa Inter ke Liga Champions. Sebaliknya, Empoli harus terdegradasi ke Serie B. Azzurri sebenarnya punya poin yang sama dengan Genoa, yaitu 38, tetapi kalah secara head-to-head.
ADVERTISEMENT
Atalanta Tertinggal Lebih Dulu sebelum Jinakkan Sassuolo
Atalanta perlu kemenangan atau hasil imbang agar bisa lolos ke Liga Champions musim depan. Menariknya, Gian Piero Gasperini memilih untuk tak memainkan Gianluca Mancini yang tempatnya kemudian digantikan oleh Berat Djimsiti. Selain itu, Hans Hateboer juga tak bisa bermain karena mengalami cedera.
Dengan komposisi yang tidak seratus persen, Atalanta sejatinya tetap mampu mengungguli Sassuolo dari segi permainan. Namun, pada menit ke-19 mereka justru harus kemasukan terlebih dahulu melalui Domenico Berardi.
Duvan Zapata melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Sassuolo. Foto: Twitter/Squawka
Sassuolo mampu mencuri kesempatan lewat serangan balik cepat dari sayap kanan. Dari sisi kanan, bola disodorkan pada Alfred Duncan yang sudah masuk kotak penalti. Duncan kemudian memberi umpan dengan tumit kepada Berardi yang mengeksekusi bola dengan sempurna ke gawang Pierluigi Gollini.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, Atalanta kemudian mampu merespons dengan baik. Pada menit ke-35, Duvan Zapata sukses menyamakan skor. Memanfaatkan kemelut yang terjadi pasca-sepak pojok, penyerang asal Kolombia tersebut sukses menaklukkan Gianluca Pegolo dari jarak dekat.
Saat babak pertama berakhir, terjadi sebuah keributan yang melibatkan Marten de Roon dan kapten Sassuolo, Francesco Magnanelli. Keributan ini berawal dari aksi simulasi De Roon yang membuat para pemain Sassuolo naik pitam. Keributan pun tercipta sampai-sampai ofisial dan para pemain cadangan masuk ke lapangan.
Keributan itu pun menjalar sampai ke terowongan masuk kamar ganti. Pada saat itulah Berardi kehilangan kontrol dan menyerang De Roon. Wasit pun memberi kartu merah kepada Berardi meski laga babak pertama sudah berakhir.
ADVERTISEMENT
Kehilangan satu pemain membuat Sassuolo kelimpungan. Delapan menit babak kedua berjalan, Atalanta pun akhirnya sanggup membalikkan kedudukan. Berawal dari sepakan Josip Ilicic yang dihentikan Pegolo, bola muntah disambar Alejandro Gomez dan diceploskan ke dalam gawang kosong. Atalanta unggul 2-1.
Sudah unggul, Atalanta tak juga puas. Gasperini menukar Andrea Masiello dengan Mario Pasalic dan tiga menit kemudian gol kembali tercipta. Pasalic yang menerima umpan silang Gomez sukses menjebol gawang Pegolo. Gol ini jadi gol yang menyegel kelolosan Atalanta ke Liga Champions.