Fleksibilitas Allegri Menopang Keperkasaan Juventus

25 Desember 2018 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Juventus, Max Allegri, jelang pertandingan melawan MLS All-Star. (Foto: USA Today/Reuters/Mark J. Rebilas)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Juventus, Max Allegri, jelang pertandingan melawan MLS All-Star. (Foto: USA Today/Reuters/Mark J. Rebilas)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada banyak kejadian tak tertebak di atas lapangan bola. Segala hal yang dirancang di ruang analisis dan sesi latihan tidak selamanya sinkron dengan situasi pertandingan. Itulah sebabnya, seorang pelatih harus menjadi sosok paling fleksibel. Respons taktik mumpuni menjadi modal terbaik yang bisa dibawa oleh siapa pun yang berpredikat sebagai pelatih atau manajer.
ADVERTISEMENT
Direktur Olahraga Juventus, Fabio Paratici, mengakui keberuntungannya karena dapat bekerja dengan Massimiliano Allegri. Mantan pemain Cagliari ini dipandang tak cuma pemahaman taktik yang oke, tapi juga respons yang brilian di atas lapangan.
Allegri barangkali bukan media darling yang gemar melontarkan celotehan-celotehan yang membuat suasana cair di konferensi pers. Tapi, pemikirannyalah yang membebaskan Juventus dari kekakuan taktik. Di setiap pertandingan, Juventus bermain dengan cerdas. Dan kecerdasan ini mewujud dalam keluwesan taktik yang mereka usung.
Ambil contoh dalam laga melawan AS Roma di pekan ke-17 Serie A 2018/19. Kemenangan 1-0 menjadi hadiah yang dibawa pulang oleh Juventus beberapa hari jelang Natal. Formasi 4-3-3 menjadi pilihan yang kembali digunakan oleh Juventus. Kejelian taktik membuat Allegri sadar bahwa formasi ini memberikan ruang yang luas bagi timnya untuk bermain dalam fleksibilitas taktik. Posisi dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan dan situasi pertandingan.
ADVERTISEMENT
Para pemain Juventus merayakan gol. (Foto: REUTERS/Massimo Pinca)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Juventus merayakan gol. (Foto: REUTERS/Massimo Pinca)
Walaupun di awal laga mereka sempat kerepotan menghadapi gempuran tekanan Roma, Juventus tak kehilangan akal untuk mengatasi permainan. Permainan dalam dan lini tengah yang rapat sempat menjadi pemandangan yang dominan dalam permainan Juventus.
Namun, Juventus juga tak menyia-nyiakan momentum sekecil apa pun untuk mulai membangun serangan. Lewat transisi yang rapi dan padu, Juventus mulai melepaskan serangan-serangan cepat via serangan balik. Begitu lawan merespons dengan serangan balik, pertahanan rapat kembali diusung oleh Juventus.
Gol Mario Mandzukic pada akhirnya tidak cuma menjadi bukti bahwa Juventus masih superior di Serie A, tapi juga tim yang bertanding dengan prinsip bahwa taktik adalah alat yang digunakan untuk merengkuh kemenangan, bukannya perkara saklek.
ADVERTISEMENT
Fleksibilitas macam ini pula yang pada akhirnya berpengaruh pada aktivitas transfer Juventus di bawah asuhan Allegri. Ketimbang mencari pemain berdasarkan posisi tertentu, Allegri lebih suka untuk menemukan pemain yang bisa dibentuk dan bisa melebur sesuai dengan kebutuhan taktik tim.
Direktur olahraga Juventus, Fabio Paratici. (Foto: Getty Images/Alessandro Sabattini)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur olahraga Juventus, Fabio Paratici. (Foto: Getty Images/Alessandro Sabattini)
"Ada perbedaan antara perlakuan transfer (Antonio) Conte dan Allegri. Bursa transfer dengan Conte berarti periode untuk menemukan pemain sesuai dengan fungsi yang ia butuhkan. Sah-sah saja karena itu membuat pencarian pemain jadi lebih mudah. Conte memiliki model permainannya sendiri. Makanya, kami harus menemukan pemain yang sesuai dengan sistemnya itu," jelas Paratici dilansir Football Italia.
"Sementara, Allegri lebih fleksibel. Ia tidak memiliki satu sistem yang saklek. Ia lebih terbuka dan memiliki banyak solusi. Jadi, tidak heran bila target transfer juga bisa lebih luas," ucap Paratici.
ADVERTISEMENT
Fleksibilitas yang dibangun di atas fondasi pemahaman taktik yang kokoh inilah yang membuat mereka sulit dikalahkan oleh tim Serie A lainnya. Cerdas dalam bermain, memiliki pemain-pemain mumpuni dalam menjalankan taktik, juga kerap menerapkan respons yang baik atas situasi pertandingan menjadi faktor pembeda Juventus.
Tak heran, sejauh ini mereka masih menduduki puncak klasemen Serie A. Jika tak ada tim yang mampu merespons situasi sebaik Juventus, maka 'Si Nyonya Tua' akan tetap menjadi tim yang sulit dikalahkan di Italia--bahkan bukannya tak mungkin untuk merajai Eropa.