Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Gattuso: Siapa Bilang Milan Sedang Krisis?
8 Oktober 2018 5:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB

ADVERTISEMENT
AC Milan mengakhiri laga melawan Chievo dengan senyuman lebar. Di hadapan para pendukungnya sendiri, di San Siro, Milan mengukir kemenangan 3-1 atas lawannya itu. Dua gol Gonzalo Higuain dan satu gol Giancomo Bonaventura yang berbanding dengan satu gol Sergio Pellissier memastikan raihan tiga angka menjadi Milan.
ADVERTISEMENT
Usai mengakhiri laga melawan Atalanta dan Empoli dengan skor imbang, Milan menuai kemenangan dalam tiga laga beruntun. Melawan Sassuolo, Milan menang 4-1. Bertanding melawan Olympiakos di Liga Europa 2018/19, Milan pun menang 3-1.
Yang terakhir, ya, laga melawan Chievo ini. Torehan yang mulai cukup meyakinkan ini pada akhirnya dipakai oleh sang pelatih, Gennaro Gattuso, soal tolok ukur apa yang sebenarnya telah dan sedang terjadii di Milan. Pelatih yang juga merupakan mantan penggawa Milan itu menegaskan bahwa selama ini, Milan tidak pernah krisis secara tim.
"Performa yang bagus itu selalu ada bersama Milan, yang menjadi masalah adalah bagaimana memanfaatkan performa yang bagus itu untuk merebut tiga poin. Dari tiga pertandingan terakhir, performa paling buruk itu muncul di laga melawan Olympiacos hari Kamis lalu (di Liga Europa -red)," ucap Gattuso dalam wawancara seusai laga kepada Sky Sport Italia.
ADVERTISEMENT
"Jujur saja, kami melakukan kesalahan lagi hari ini. Kami memberikan kesempatan kepada Chievo untuk mencetak gol, tapi tim ini tetap membuktikan bahwa mereka ingin menguasai permainan," jelas Gattuso.
"Siapa bilang Milan sedang krisis? Tim ini belum pernah ada dalam krisis, kami hanya kepayahan untuk mempertahankan keunggulan setelah tampil baik (menjurus ke konsistensi -red). Pertahanan tetap menjadi persoalan utama. Permainan kami cukup mengundang risiko, tapi setidaknya tim ini selalu menunjukkan usah untuk menguasai pertandingan," kata Gatusso kepada Sky Sport Italia.
Permasalahan yang disorot Gattuso itu menyoal bangunan pertahanan yang diawali dengan permainan lini tengah. Usai laga melawan Olympiacos itu sendiri, Gattuso mengeluhkan kesalahan-kesalahan yang mereka buat di lini tengah kala menggeser skema permainan menjadi 4-4-2.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, Milan lebih dulu kecolongan di menit 14. Terlampau fokus untuk memecah kebuntuan, Milan justru tak memperhatikan keseimbangan di lini tengah sehingga menimbulkan celah yang mampu memberikan ruang bagi Leonard Koutris untuk memberikan umpan silang berbuah gol kepada Guerrero.
Sementara, gol di laga ini terjadi akibat keterlambatan dua bek sentral mereka, Cristian Zapata dan Mateo Musacchio, dalam menutup pergerakan Pellissier. Kesalahan antisipasi Franck Kessie saat hendak mengamankan bola yang dikirim Zapata memberikan waktu bagi Pellissier untuk merebut bola itu dan melakukan dribel mendekati kotak penalti.
Terlambat menyadari pergerakan lawan, Zapata dan Musacchio membiarkan area kotak penalti mereka menganga lebar. Walau Zapata dan Musacchio pada akhirnya berusaha menghalangi Pellissier, sang lawan sudah terlanjur mendapatkan momentum untuk melepaskan tendangan dari kotak penalti. Kabar baik bagi suporter MIlan, gol itu merupakan gol terakhir Chievo di pertandingan tadi.
ADVERTISEMENT
Selain area tengah, produktivitas memang jadi masalah tersendiri bagi Milan.Sebelum mengukir 4 gol ke gawang Sassuolo, mereka hanya mencetak rata-rata 1,25 gol dari empat laga lintas ajang pada September. Jumlah yang minim untuk tim yang memiliki bomber sekelas Higuain. Untungnya, Higuain mulai kembali menunjukkan tajinya sejak laga melawan Olympiacos tersebut.

Kala itu, gol Higuain menyempurnakan keunggulan Milan menjadi 3-1. Dan di laga melawan Chievo ini, dua gol berhasil dibukukan oleh Higuain. Selain sang bomber, Suso patut diberikan kredit. Walau tak mencetak gol di laga pekan kedelapan ini, Suso tampil sebagai sosok yang membidani kelahiran tiga gol Milan lewat tiga assist-nya.
"Higuain adalah seorang juara, finisher yang brilian, dan sosok yang saat ini bekerja begitu keras untuk tim ini. Sebagai pemain, ia begitu mengharapkan kemenangan. Namun, di sisi lain, ia merupakan sosok yang begitu dicintai tim," kata mantan penggawa Timnas Italia tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pada dasarnya, saya ingin agar semua pemain memahami apa yang saya katakan, saya mau mereka menaruh perhatian pada setiap perkataan saya. Pemain-pemain itu tidak memiliki karakter yang sama. Untuk berkembang, ada pemain yang hanya perlu ditepuk-tepuk punggungnya, ada pula yang harus digertak lebih dulu. Jadi, cara penanganannya berbeda-beda."
Kemenangan memang menjadi pencapaian yang perlu dirayakan karena di atas lapangan bola, kemenangan bukan pemberian, tapi upaya. Namun, Milan tak boleh berlama-lama tenggelam dalam euforia. Pasalnya, setelah jeda internasional, Milan harus melakoni laga Derby della Madonnina.
"Derbi adalah pertandingan yang begitu dikhawatirkan dan begitu dinanti banyak orang. Ini pertandingan yang berat, akan ada sekitar 80.000 suporter yang bakal memenuhi tribune penonton. Kami harus siap untuk fokus sepenuhnya pada laga ini setelah jeda internasional. Apalagi, Inter adalah tim yang begitu kuat," pungkas Gattuso.
ADVERTISEMENT