Gol Barella dan Kean Menangkan Italia atas Finlandia

24 Maret 2019 4:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain-pemain Italia merayakan gol Nicolo Barella. Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Italia merayakan gol Nicolo Barella. Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini
ADVERTISEMENT
Timnas Italia membuka Kualifikasi Piala Eropa 2020 dengan meyakinkan. Bertanding melawan Timnas Finlandia pada Minggu (24/3/2019), kemenangan 2-0 berhasil digenggam. Berlaga di Stadion Friuli, Udine, Nicolo Barella, menjadi pahlawan berkat gol pembuka keunggulan pada menit 7.
ADVERTISEMENT
Keunggulan itu dipermanis dengan keberhasilan Moise Kean mencetak gol pada menit 74. Ya, kedua gol Italia dicetak oleh para youngster.
Roberto Mancini memasuki laga dengan pakem 4-3-3 yang menjadi andalannya. Kean, Ciro Immobile, dan Federico Bernadeschi ditunjuk sebagai trisula lini serang. Barella, Jorginho, dan Marco Verratti bertugas sebagai penyokong dari lini kedua.
Markku Kanerva membangun permainan Finlandia di atas formasi dasar 5-3-1-1. Teemu Pukki yang berperan sebagai penyerang tunggal disokong oleh Kasper Haemaelaeinen di lini kedua.
Keputusan Mancini untuk mengombinasikan pemain veteran dan muda berujung untung. Bahkan saat laga baru berusia tujuh menit, suporter Azzurri sudah berteriak girang merayakan gol pembuka keunggulan.
Prosesnya berawal dari sepakan bebas Verrati dari luar kotak penalti. Sebenarnya, sepakan itu berhasil dipatahkan lewat sundulan salah satu pemain Finlandia. Namun, manuver itu justru berbuah petaka karena bola muntahan tadi jatuh ke kaki Barella.
ADVERTISEMENT
Tak ingin kehilangan momentum, Barella langsung melepaskan sepakan mengarah gawang dari tepi kotak penalti. Keuntungan lainnya, pertahanan Finlandia yang dibangun lewat skema lima bek justru sering menimbulkan celah, termasuk saat Barella melepaskan tembakan.
"Kean, bolehkah aku memakai jersimu?" Kira-kira seperti itulah pertanyaan suporter cilik Italia yang satu ini. Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini
Situasi bertambah runyam bagi Finlandia karena penjaga gawang mereka salah membaca arah bola. Dalam sekejap lapangan Stadion Friuli mempertontonkan aksi Barella mencium badge Italia yang disemat di jersinya. Lebih spesial lagi karena gol ini menjadi torehan pertama Barella di level senior.
Tertinggal 0-1, Finlandia mengubah metode permainan. Jika awalnya mereka cenderung menunggu, kali ini merekalah yang memegang kendali serangan.
Kekacauan koneksi antarlini, termasuk bagaimana Pukki dan Hamemaelaeinen membangun serangan, menjadi persoalan krusial bagi Finlandia. Contoh lainnya muncul pada menit 14. Lod sebenarnya sudah ada dalam keadaan bebas, namun jaraknya masih terlalu jauh untuk melepaskan serangan.
ADVERTISEMENT
Alih-alih mengirim bola kepada Haemaelaeinen yang posisinya lebih mendukung, Lod malah melesakkan tembakan. Upayanya ini tidak berujung gol bukan hanya karena arahnya yang melebar, tapi juga karena tendangannya terlalu lemah.
Laga Timnas Italia vs Finlandia. Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini
Memasuki babak kedua dengan ketertinggalan 0-1, Finlandia mulai berbenah. Anak-anak asuh Kanerva mulai berani melepaskan pressing yang ternyata cukup ampuh merepotkan permainan Italia.
Bahkan Finlandia mendapatkan peluangnya pada menit 60-an. Prosesnya bermula dari aksi dribel Lod yang memampukannya membangun serangan dari area sayap kanan.
Sang kapten bahkan berhasil menjangkau area pertahanan Italia sebelum akhirnya melepaskan umpan pendek kepada Pukki. Sayangnya, peluang ini gagal berbuah tembakan mengarah gawang karena sundulan Pukki melebar ke kiri gawang yang dikawal oleh Gianluigi Donnarumma.
ADVERTISEMENT
Walau permainan Finlandia membaik, bukan berarti Italia benar-benar terjepit. Mereka sebenarnya memiliki bangunan serangan yang cukup oke, tapi penyelesaian akhirlah yang menjadi jawaban mengapa gol urung tercipta lagi hingga laga sampai pada menit 70.
Immobile yang didapuk sebagai penyerang utama sering kebingungan dalam mengambil keputusan. Akibatnya, arah serangannya justru kacau dan mudah dipatahkan oleh kiper lawan.
Namun demikian, Immobile berhasil menjadi pahlawan pada 74. Bukan lewat lesakan gol, tapi via assist yang ditutup dengan sepakan Kean yang tak mampu diamankan kiper Finlandia.
Chiellini dan Bernardeschi merayakan gol Kean. Foto: REUTERS/Jennifer Lorenzini
Walau dikepung oleh dua pemain lawan sekaligus, Immobile berhasil mengecoh lewat permainan keduanya. Sadar seniornya itu sedang membuka ruang, Kean yang awalnya berada di belakang Immobile berlari mendekat ke kotak penalti.
ADVERTISEMENT
Kabar baik bagi supoter Italia, garis pertahanan tinggi yang dipasang pemain-pemain Finlandia membuat area pertahanan mereka hanya dijaga oleh kiper. Tak heran jika pada akhirnya Kean beria-ria di pinggir lapangan merayakan gol perdananya bersama Azzurri.
Dalam perayaannya itu pula Chiellini menjadi pemain veteran pertama yang mendatangi dan menyatakan salut kepada si penggawa Juventus. Sementara, Mancini langsung memanggil Immobile sejenak ke pinggir lapangan. Lewat gesturnya, Mancini terlihat seperti memberi arahan kepada si bintang Lazio untuk terus menekan lawan.
Namun demikian, Immobile ditarik keluar juga oleh Mancini. Yang masuk menggantikannya adalah veteran yang sempat hiatus panjang dari lapangan bola Timnas Italia, Fabio Quagliarella. Hebatnya, baru semenit bermain, Quagliarella langsung melepaskan tembakan mengarah gawang yang merepotkan sang kiper.
ADVERTISEMENT
Tensi laga bertambah tinggi usai gol Kean tadi, tak cuma ditunjukkan oleh jual-beli serangan, tapi juga masifnya tekel-tekel keras. Namun demikian, pertandingan tetap ditutup dengan kemenangan 2-0 untuk Azzurri.
Dua Sepakan Penalti Warnai Kemenangan Spanyol atas Norwegia
Timnas Spanyol di laga melawa Norwegia. Foto: REUTERS/Heino Kalis
Mirip dengan Italia, Spanyol yang tergabung di Grup F membuka Kualifikasi Piala Eropa 2020 dengan torehan positif. Bertanding melawan Norwegia pada Minggu (24/3/2019), Spanyol menyegel kemenangan lewat gol Rodrigo dan Sergio Ramos.
Sementara, Norwegia hanya mampu membalas lewat sepakan penalti Joshua King. Ya, laga itu pada akhirnya tuntas dengan kemenangan 2-1 untuk Spanyol.
Trio Marco Asensio, Alvaro Morata, dan Rodrigo memasuki lapangan sebagai ujung-ujung tombak dalam skema 4-3-3 yang digunakan oleh Luis Enrique.
ADVERTISEMENT
Formasi dasar 4-4-2 menjadi pilihan Norwegia. Haitam Aleesami, Kristoffer Vassbakk, Haavard Nordtveit, dan Omar Elabdellaoui bertugas melindungi penjaga gawang dari gempuran serangan Spanyol di sepanjang laga.
Komposisi tersebut melahirkan dominasi bagi pasukan Enrique. Mereka memenangi 68% penguasaan bola di sepanjang pertama dan melepaskan delapan tembakan tepat sasaran, berbanding satu upaya mengarah gawang yang dilancarkan Norwegia.
Adalah Rune Almenning Jarstein yang membuat hampir semua kans Spanyol sia-sia. Begitu banyak penyelamatan dilakukan kiper Hertha Berlin ini sebelum turun minum. Mulai dari sundulan Morata pada menit kelima dan ke-32, hingga tendangan bebas langsung Daniel Parejo pada menit 36.
Namun, di antara penampilan gemilang itu, gawang yang dikawal Jarstein sudah bobol pada menit 16 lewat sepakan voli Rodrigo. Prosesnya bermula dari keberhasilan Jordi Alba membuka ruang dan melepaskan umpan silang yang ternyata berubah menjadi assist karena berujung gol.
ADVERTISEMENT
Kalau ada begitu banyak peluang yang mampu dibuat Spanyol sebelum turun minum, itu tak dapat dilepaskan dari ringkihnya bangunan pertahanan alpanya duet bek sayap membantu pertahanan. Beruntung, Jarstein bermain gemilang. Alhasil, gempuran serangan di babak pertama itu tetap ditutup Norwegia dengan ketertinggalan tipis 0-1.
Hanya, Norwegia berhasil membalas via sepakan penalti 15 menit setelah turun minum tuntas. Hadiah penalti ini didapat Norwegia karena wasit menilai Inigo Martinez menarik jersi Bjoern Maars Johnsen di kotak terlarang. Lantas, King yang ditunjuk sebagai algojo mampu menyelesaikan tugasnya dan menggeser kedudukan menjadi 1-1.
Lucunya, Spanyol merebut kembali keunggulannya pada menit 71 lewat situasi mirip: sepakan penalti. Kali ini, Jarstein yang didakwa melakukan pelanggaran kepada Morata di wilayah terlarang itu. Lantas, Ramos tampil sebagai eksekutor yang membawa keunggulan datang kembali kepada Spanyol.
ADVERTISEMENT
Dominasi menjadi tajuk utama Spanyol di sepanjang laga. Hingga menit 85, Spanyol memenangi penguasaan bola hingga 68%. Catatan itu didukung pula oleh agresivitas yang ditunjukkan lewat 22 upaya tembakan dengan 11 di antaranya tepat sasaran, berbanding lima tembakan Norwegia. Namun demikian, tak ada lagi gol yang tercipta, Spanyol pun menutup pertandingan dengan kemenangan 2-1.